Tuesday, 4 October 2016

CONTOH BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.      PT GUDANG GARAM TBK .
PT Gudang Garam Tbk berdiri pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Ing Hwie yang berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo. Pada awal berdirinya, Gudang Garam merupakan industri rumahan yang memproduksi kretek yang bernama SKL dan SKT.  Karena permintaan pasar yang kian meningkat, akhirnya pada 1960 dibukalah cabang di Gurah, yang letaknya 13 km dari kota Kediri yang pada saat itu masih mempekerjakan 200 orang karyawan. Pada tahun 1968, tepatnya bulan September didirikan unit produksi yang bernama Unit I dan Unit II di atas lahan seluas 1000 meter persegi guna mengiringi perkembangan usaha yang kian meningkat. Tak lama dari itu, Gudang Garam yang awalnya merupakan industri rumahan berubah menjadi Firma pada tahun 1969. Dua tahun kemudian, karena kemajuan produksi yang makin lama semakin tinggi, Gudang Garam resmi berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang didukung fasilitas berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari pemerintah membuat Gudang Garam semakin kokoh.
Untuk membantu pengembangan produksinya, Gudang Garam lantas memikirkan beberapa terobosan baru dalam pembuatan kreteknya, yakni dengan menggembangkan jenis produk Sigaret Kretek Mesin (SKM). Tak berhenti sampai di situ, Gudang Garam juga mampu mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1990 yang langsung merubah statusnya dari PT menjadi Perusahaan Terbuka. Produk yang dihasilkan Gudang Garam juga lebih bervariasi, hal ini dibuktikan dengan produksi kretek mild pada tahun 2002 yang merupakan hasil dari inovasi terbaru. Hal ini sejalan dengan perluasan wilayah produksi yang tak hanya berpusat di Kabupaten dan Kota Kediri saja, melainkan telah merambah hingga Pasuruan.
Hingga saat ini Gudang Garam tetap menjadi pilihan utama pecinta kretek di tanah air. Tak hanya mencukupi produksi dalam negeri saja, tetapi Gudang Garam juga telah melebarkan sayapnya hingga ke Malaysia, Brunei dan Jepang. Dengan total lebih dari 20 jenis produk yang dikeluarkan Gudang Garam telah cukup membuktikan eksistensinya sebagai salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia.  Beberapa produk Gudang Garam yang terkenal yakni Gudang Garam Merah, Djaja, GG Internasional, GG Surya, GG Mild dan masih banyak lagi. Ditambah lagi dengan keikutsertaan Gudang Garam menjadi sponsor Piala Dunia FIFA pada tahun 1958 hingga 1966 dan Piala Dunia 2010, Gudang Garam nantinya akan mampu menembus pasar internasional.
2.      PT HANDALA MANJAYA SAMPOERNA TBK
PT Hanjaya Mandala Sampoerna  adalah  perusahaan  rokok terbesar di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris International, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.
Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah Dji Sam Soe dan A Mild.  Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak masa awal perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga terkenal karena iklannya yang kreatif di media massa.Pada tahun 2013, PT HM Sampoerna memenangkan Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing kategori CSR. Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk., Paul Norman Janelle, mengumumkan pabrik SKM (Sigaret Kretek Mesin) baru di Karawang yang diresmikan pertengahan tahun 2014 akan difokuskan untuk tujuan ekspor.
Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran  Tionghoa  dari  Fujian,  Tiongkok memulai kegiatan produksi rokok secara komersial sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan secara resmi dengan nama NVBM Handel Maatschapij Sampoerna. Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan  Jepang  pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.
PT HM Sampoerna Tbk. resmi didirikan pada tahun 1963. Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa HM Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan. Pada tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO. Pada Mei 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris International.
B.     PENYAJIAN DATA
1.      Informasi Laba Bersih dan Pangsa pasar
Banyak perusahaan rokok di Indonesia, diantara yang terbesar adalah PT HM SampoernaTbk (HMSP)  dan PT Gudang Garam Tbk  (GGRM). Berdasarkan  riset  pasar  Global Tobacco Free kids (2009) yang menganalisis pangsa pasar perusahaan rokok di indonesia selama tahun 1998-2008 menunjukkan bahwa PT Gudang Garam Tbk sempat memimpin pangsa pasar sebesar 36,1%, sedangkan PT HM Sampoerna Tbk hanya 13,9%, namun pada tahun 2008 PT HM Sampoerna Tbk kembali memimpin pangsa pasar sebesar 29,5%, dan PT Gudang Garam Tbk ada di urutan kedua dengan pangsa pasar sebesar 22,1% . Jumlah penjualan bersih konsolidasi PT HM Sampoerna Tbk  mencapai Rp75,0 triliun, atau 12,6% lebih tinggi dari  Rp66,6  triliun  yang  dicapai  di  tahun  2012.  Kinerja  yang  baik  pada  bisnis  rokok  di Indonesia  ini  didorong  terutama  oleh  peningkatan  volume  penjualan  menjadi  111,3  miliar batang dari 107,7 miliar batang di tahun 2012, serta kenaikan harga jual selama tahun 2013(Laporan  Keuangan  PT  HM  Sampoerna  Tbk,  2013).  Sedangkan  PT  Gudang  Garam  memiliki  pangsa  pasar  rokok  dalam  negeri sekitar 20,6%. PT Gudang Garam membukukan peningkatan penjualan/pendapatan usaha pada tahun 2013 sebesar 13,1% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp55,4 triliun, dan laba bersih naik 7,7% menjadi Rp4,4 triliun (Laporan Keuangan PT Gudang Garam Tbk, 2013).
Berikut adalah data Laba bersih PT Gudang Garam Tbk dan PT Handala Manjaya Sampoerna Tbk :
Tabel 4.1
Laba Bersih
PT HM Sampoerna tbk dan PT Gudang Garam Tbk
(dalam jutaan rupiah)
TAHUN
PT HANDALA MANJAYA SAMPOERNA TBK
PT GUDANG GARAM TBK
2011
8.051.057,00
4.958.102,00
2012
9.805.421,00
4.068.711,00
2013
10.807.957,00
4.383.932,00
2014
10.014.955,00
5.395.293,00
Sumber : Laporan Keuangan masing-masing perusahaan.
Dari data diatas menunjukkan bahwa laba bersih kedua perusahaan mengalami naik turun di setiap tahunnya. Namun secara garis besar selama 4 tahun laba kedua perusahaan mengalami peningkatan. Laba terendah PT Gudang Garam Tbk diperoleh pada tahun 2012 yaitu sebesar 4,1 trilliun, sedangkan laba tertinggi diperoleh pada tahun 2014 sebesar 5,4 trilliun. Sedangkan untuk PT HM Sampoerna, laba terendah diperoleh pada tahun 2011 sebesar 8,1 trilliun, dan laba tertinggi diperoleh pada tahun 2013 sebesar 10,8 trilliun.
2.      Informasi Harga Saham
Sebagai perusahaan yang bersaing ketat dan menguasai pangsa pasar di indonesia, harga saham PT Gudang Garam Tbk dan PT HM Sampoerna Tbk juga mengalami naik turun. Berikut adalah data harga saham PT Gudang Garam Tbk dan PT Handala Manjaya Sampoerna Tbk :
Tabel 4.2
Harga Saham Rata-Rata Per Lembar
PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk
(dalam rupiah penuh)
TAHUN
PT HANDALA MANJAYA SAMPOERNA TBK
PT GUDANG GARAM TBK
2011
30.975,00
49.122,00
2012
54.300,00
55.706,00
2013
74.325,00
45.581,00
2014
69.255,00
53.010,00
Sumber : website masing-masing perusahaan
                        Dari data diatas menunjukkan bahwa harga saham per lembar PT Gudang Garam Tbk dan PT HM Sampoerna Tbk mengalami naik turun selama tahun 2011-2014. Namun secara garis besar harga saham per lembar kedua perusahaan ini mengalami peningkatan. Harga saham terendah PT Gudang Garam Tbk diperoleh pada tahun 2013 sebesar Rp. 45.581 per lembar, dan harga saham tertinggi diperoleh pada tahun 2012 sebesar Rp. 55.706 per lembar. Sedangkan untuk PT HM Sampoerna, harga saham terendah diperoleh pada tahun 2011 sebesar Rp. 30.975 per lembar, dan harga saham tertinggi diperoleh pada tahun 2013 sebesar Rp. 74.325 per lembar.
3.      Informasi Total Hutang
Hampir setiap perusahaan memiliki hutang, termasuk juga PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk. Berikut ini informasi total hutang kedua perusahaan tersebut.
Tabel 4.3
Total Hutang
PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAHUN
PT HANDALA MANJAYA SAMPOERNA TBK :
PT GUDANG GARAM TBK
2011
9,174,554.00
14,537,777.00
2012
12,939,107.00
14,903,612.00
2013
13,249,559.00
21,353,980.00
2014
14,882,516.00
24,991,880.00
Sumber : laporan keuangan masing-masing perusahaan
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa total hutang kedua perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari kedua perusahaan tersebut, PT Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan total hutang yang cukup tinggi yaitu lebih dari 10 Trilliun, sedangkan PT HM Sampoerna hanya mengalami peningkatan total hutang sebesar 5 Trilliun. Peningkatan total hutang memang memiliki sisi positif yaitu dapat meningkatkan motivasi karyawan perusahaan dalam bekerja, namun disisi lain peningkatan total hutang juga memiliki dampak negatif yaitu meningkatnya beban perusahaan dalam membayar beban bunga, hal ini tentunya akan mengurangi laba bersih yang  diperoleh kedua perusahaan tersebut. 
4.      Informasi Beban Bunga Pinjaman
Sebagaimana perusahaan yang memiliki hutang, maka PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk memiliki beban bunga pinjaman yang harus dibayarkan setiap tahunnya kepada kreditor. Berikut ini informasi beban bunga pinjaman kedua perusahaan tersebut.
Tabel 4.4
Beban Bunga Pinjaman
PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAHUN
PT HANDALA MANJAYA SAMPOERNA TBK :
PT GUDANG GARAM TBK
2011
21,673.00
253,002.00
2012
34,684.00
495,035.00
2013
69,075.00
755,518.00
2014
47,416.00
1,371,811.00
Sumber : laporan keuangan masing-masing perusahaan
Dari data diatas, dapat kita lihat bahwa beban bunga pinjaman kedua perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, kecuali beban bunga pinjaman PT HM Sampoerna Tbk pada tahun 2014 yang mengalami penurunan, sedangkan beban bunga pinjaman PT Gudang Garam Tbk selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan beban bunga pinjaman ini dapat mengurangi laba bersih yang diperoleh perusahaan, yang mana hal ini dapat berpengaruh terhadap menurunnya dividen yang diterima oleh para pemegang saham.



C.      HASIL DAN PEMBAHASAN:
1.      PT. GUDANG GARAM TBK.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan peneliti. Diperoleh hasil sebagai berikut :
  1. Perhitungan Invested Capital
Dibawah ini adalah informasi perhitungan invested capital PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Invested Capital = Total hutang + Ekuitas – Pinjaman Jangka Pendek
Tabel 4.5.
Perhitungan Invested Capital
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun 2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
Invested Capital
2011
25,554,386.00
2012
27,707,008.00
2013
30,675,671.00
2014
34,437,466.00

            Berdasarkan perhitungan Invested Capital PT. Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan. Hal ini berarti presentase kenaikan total hutang dan ekuitas PT. Gudang Garam Tbk lebih besar dibandingkan presentase kenaikan hutang jangka pendek. Hal ini berarti ada peningkatan pada hutang jangka panjang dan ekuitas PT. Gudang Garam Tbk.
  1. Perhitungan WACC
Dibawah ini adalah informasi perhitungan WACC PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]

            Dimana :
            D         : tingkat hutang
            rd         : cost of debt
            tax       : tingkat pajak
            E          : tingkat ekuitas
            re         : cost of equity

 Tabel 4.6
Perhitungan WACC 
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
WACC
2011
19.71%
2012
21.67%
2013
27.27%
2014
45.74%
            Dari hasil perhitungan diatas WACC PT.Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan. Hal ini berarti tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan perusahaan mengalami peningkatan disetiap tahunnya.
1.      Perhitungan Tingkat Hutang
Dibawah ini adalah informasi perhitungan tingkat hutang PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat Hutang (D) = x 100%
Tabel 4.7
Perhitungan Tingkat Hutang
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
Tingat Modal
2011
37.19%
2012
35.90%
2013
42.06%
2014
42.93%
            Berdasarkan perhitungan tingkat modal PT. Gudang Garam Tbk. secara garis besar mengalami penigkatan walaupun pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan. Hal ini berarti ada kenaikan presentase total hutang yang dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk.
2.      Perhitungan Cost of Debt
Dibawah ini adalah informasi perhitungan cost of debt PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Cost of Debt (rd) = x 100%
Tabel 4.8
Perhitungan Cost of Debt
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
Cost of Debt
2011
25.21%
2012
44.95%
2013
59.99%
2014
113.49%
           
Dari hasil perhitungan Cost of Debt PT.Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, terutama pada tahun 2014 dimana kenaikannya nyaris dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti ada peningkatan di beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Khusus untuk tahun 2014, beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan lebih besar dibanding total hutang jangka panjang yang dimiliki oleh PT.Gudang Garam Tbk.
3.      Perhitungan Tingkat Modal atau Ekuitas
Dibawah ini adalah informasi perhitungan tingkat modal atau ekuitas PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat Modal atau Ekuitas (E) = x 100%


Tabel 4.9
Perhitungan Tingkat Modal atau Ekuitas
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
Tingkat Modal atau Ekuitas
2011
62.81%
2012
64.10%
2013
57.94%
2014
57.07%
           
Berdasarkan perhitungan tingkat modal dan ekuitas PT.Gudang Garam Tbk secara garis besar mengalami penurunan. Hal ini berarti ada penurunan presentase jumlah modal yang dimiliki perusahaan, sedangkan di sisi lain presentase jumlah hutang yang ditanggung oleh perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
4.      Perhitungan Cost of Equity
Dibawah ini adalah informasi perhitungan cost of equity PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Cost of Equity (re) = x 100%
Tabel 4.10
Perhitungan Cost of Equity
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
Cost of Equity
2011
20.20%
2012
15.29%
2013
14.90%
2014
16.24%
            Dari hasil perhitungan Cost of Equity PT.Gudang Garam Tbk mengalami naik turun tiap tahunnya, namun secara garis besar cost of equity perusahaan mengalami penurunan. Hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan presentase laba bersih setelah pajak terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.


5.      Perhitungan Tingkat pajak 
Dibawah ini adalah informasi perhitungan tingkat pajak  PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat Pajak (Tax) = x 100%
Tabel 4.11
Perhitungan Tingkat pajak
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
Tingkat Pajak
2011
25.05%
2012
26.43%
2013
26.15%
2014
25.13%
Dari perhitungan pajak PT.Gudang Garam Tbk dari tahun 2011 sampai tahun 2014 mengalami naik turun yang tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukan presentase pajak yang diambil dari laba bersih sebelum pajak PT.Gudang Garam Tbk cenderung stabil.
  1. Perhitungan Capital Charge 
Dibawah ini adalah informasi perhitungan capital charge  PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Capital Charge = WACC × Invested Capital
Tabel 4.12
Perhitungan Capital Charge
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun 2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
Capital Charge
2011
5,037,452.46
2012
6,005,461.45
2013
8,364,894.95
2014
15,752,851.21

Dari hasil perhitungan diatas, secara garis besar capital charge PT.Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan. Hal ini berarti aliran kas yang dibutuhkan untuk para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
  1. Perhitungan EVA 
Dibawah ini adalah informasi perhitungan EVA dan MVA  PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
EVA = NOPAT – Capital Charge
MVA : (saham yang beredar) x ( harga saham) – modal yang diinvestasikan oleh investor
Tabel 4.13
Perhitungan EVA dan MVA
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun 2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
EVA
MVA
2011
-79,350.46
74,690,925.00
2012
-1,936,750.45
46,983,600.00
2013
-3,980.962.95
49,903,750.00
2014
-10,357,558.21
29,160,880.00
           
Dari hasil perhitungan diatas, terjadi penurunan tingkat EVA yang cukup signifikan di PT.Gudang Garam Tbk di setiap tahunnya. Hal ini juga berbanding lurus denngan MVA PT.Gudang Garam Tbk yang mengalami penurunan walaupun masih berada di sisi positif. Sampai dengan tahun 2014, kinerja PT.Gudang Garam Tbk masih bisa dikatakan sehat karena meskipun perusahaan tidak mampu menciptakan nilai tambah ekonomis, namun perusahaan masih mampu memperkaya pemegang sahamnya. Dari hasil penelusuran peneliti, hal ini disebabkan karena tingkat hutang PT.Gudang Garam Tbk sangat tinggi yang mana menyebabkan investor masih percaya bahwa perusahaan masih bisa memperkaya pemegang sahamnya karena aset merupakan jaminan bagi para kreditor dan pemegang saham. Namun yang perlu diperhatikan adalah MVA PT.Gudang Garam Tbk mengalami penurunan dari tahun ke tahun, hal ini berarti ada penurunan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya. Apabila hal ini terus terjadi, maka PT.Gudang Garam Tbk akan kehilangan kepercayaan investor dan tentunya mengakibatkan MVA nya berada pada sisi yang negatif.

2.      PT HANDALA MANJAYA SAMPOERNA TBK
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil sebagai berikut:
  1. Perhitungan Invested Capital
Dibawah ini adalah informasi perhitungan invested capital PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Invested Capital = Total hutang + Ekuitas – Pinjaman Jangka Pendek

Tabel 4.14
Perhitungan Invested Capital
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun 2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
Invested Capital
2011
10,886,446.00
2012
14,349,550.00
2013
15,280,804.00
2014
14,780,400.00

Berdasarkan perhitungan diatas, Invested capital PT. HM Sampoerna Tbk secara garis besar mengalami peningkatan. Hal ini berarti Hal ini berarti presentase kenaikan total hutang dan ekuitas PT. HM Sampoerna Tbk lebih besar dibandingkan presentase kenaikan hutang jangka pendek. Hal ini berarti ada peningkatan pada hutang jangka panjang dan ekuitas PT. HM Sampoerna Tbk.
  1. Perhitungan WACC 
Dibawah ini adalah informasi perhitungan WACC  PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]
            Dimana :
            D         : tingkat hutang
            rd         : cost of debt
            tax       : tingkat pajak
            E          : tingkat ekuitas
            re         : cost of equity

Tabel 4.15
Perhitungan WACC
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
WACC
2011
42.65%
2012
38.58%
2013
41.73%
2014
36.73%
           
Dari hasil perhitungan diatas secara garis besar WACC PT. HM Sampoerna Tbk mengalami penurunan. Hal ini berarti tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan perusahaan mengalami penurunan disetiap tahunnya.
1.      Perhitungan Tingkat Hutang
Dibawah ini adalah informasi perhitungan tingat hutang  PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat Hutang (D) = x 100%
Tabel 4.16
Perhitungan Tingkat Hutang
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
Invested Capital
2011
47.35%
2012
49.30%
2013
48.35%
2014
52.44%

Berdasarkan perhitungan diatas, secara garis besar tingkat modal PT. HM Sampoerna Tbk mengalami peningkatan. Hal ini berarti ada kenaikan presentase total hutang yang dimiliki oleh PT. HM Sampoerna Tbk.
2.      Perhitungan Cost of Debt
Dibawah ini adalah informasi perhitungan cost of debt  PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Cost of Debt (rd) = x 100%
Tabel 4.17
Perhitungan Cost of Debt
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
Cost of Debt
2011
3.17%
2012
3.33%
2013
6.14%
2014
3.70%

Dari hasil perhitungan Cost of Debt PT. HM Sampoerna Tbk mengalami peningkatan, terutama pada tahun 2013 dimana kenaikannya nyaris dua kali lipat dari tahun sebelumnya. walaupun pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingtahun sebelunya. Hal ini berarti ada peningkatan di beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
3.      Perhitungan Tingkat Modal atau Ekuitas
Dibawah ini adalah informasi perhitungan tingkat modal atau ekuitas  PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat Modal atau Ekuitas (E) = x 100%
Tabel 4.18
Perhitungan Tingkat Modal atau Ekuitas
PT. HM Sampoerna Tbk Tahun 2011-2014
Tahun
Tingkat Modal atau Ekuitas
2011
52.65%
2012
50.70%
2013
51.65%
2014
47.56%
            Berdasarkan perhitungan tingkat modal dan ekuitas PT. HM Sampoerna Tbk secara garis besar mengalami penurunan. Hal ini berarti ada penurunan presentase jumlah modal yang dimiliki perusahaan, sedangkan di sisi lain presentase jumlah hutang yang ditanggung oleh perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
4.      Perhitungan Cost of Equity
Dibawah ini adalah informasi perhitungan cost of equity PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Cost of Equity (re) = x 100%
Tabel 4.19
Perhitungan Cost of Equity
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
Cost of Equity
2011
78.92%
2012
73.68%
2013
76.35%
2014
74.20%
           
Dari hasil perhitungan Cost of Equity PT. HM Sampoerna Tbk mengalami naik turun tiap tahunnya, namun secara garis besar cost of equity perusahaan mengalami penurunan. Hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan presentase laba bersih setelah pajak terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
5.      Perhitungan Tingkat pajak 
Dibawah ini adalah informasi perhitungan tingkat pajak  PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat Pajak (Tax) = x 100%
Tabel 4.20
Perhitungan Tingkat pajak 
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun 2011-2014
Tahun
Tingkat Pajak
2011
26.62%
2012
25.69%
2013
22.59%
2014
25.78%
Dari perhitungan pajak PT. HM Sampoerna Tbk dari tahun 2011 sampai tahun 2014 mengalami naik turun yang tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukan presentase pajak yang diambil dari laba bersih sebelum pajak PT. HM Sampoerna Tbk cenderung stabil.
  1. Perhitungan Capital Charge 
Dibawah ini adalah informasi perhitungan capital charge  PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Capital Charge = WACC × Invested Capital


Tabel 4.21
Perhitungan Capital Charge 
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun 2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
Capital Charge
2011
4,643,164.14
2012
5,535,753.16
2013
6,377,407.11
2014
5,428,430.80

Dari hasil perhitungan diatas, secara garis besar capital charge PT. HM Sampoerna Tbk mengalami peningkatan. Hal ini berarti aliran kas yang dibutuhkan untuk para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
  1. Perhitungan EVA
Dibawah ini adalah informasi perhitungan EVA  PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
EVA = NOPAT – Capital Charge
Tabel 4.22
Perhitungan EVA
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun 2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
EVA
MVA
2011
3,421,261.86
1,998,429.75
2012
4,409,542.84
35,330,190.75
2013
4,441,078.89
5,334,390.00
2014
4,752,652.20
7,043,485.00

Dari hasil perhitungan diatas, secara garis besar EVA dan MVA PT. HM Sampoerna Tbk mengalami peningkatan. Hal ini berarti kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, karena perusahaan bisa menambah nilai ekonomis dan juga perusahaan mampu memperkaya para pemegang saham.dari penelusuran peneliti, EVA dan MVA PT. HM Sampoerna Tbk mengalami peningkatan dikarenakan presentase kenaikan laba bersih perusahaan lebih besar dibandingkan presentase kenaikan biaya modal. Hal ini berarti perusahaan telah berhasil menanamkan investasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi..
            Dari seluruh perhitungan diatas, dapat kita lihat bahwa EVA PT Gudang Garam Tbk berada pada sisi negatif atau dibawah nol. Hal ini berarti perusahaan tidak mampu menambah nilai ekonomis. Dari penelusuran peneliti, EVA PT Gudang Garam Tbk berada pada sisi yang negatif dikarenakan Capital Charge perusahaan lebih besar dari Laba Bersih yang diperoleh. Hal ini juga dikarenakan peningkatan Capital Charge dari tahun ke tahun lebih besar daripada peningkatan Laba Bersih yang diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan EVA PT Gudang Garam Tbk semakin negatif.
            Sedangkan untuk EVA PT HM Sampoerna Tbk, selalu berada pada sisi positif atau lebih besar dai nol. Hal ini berarti perusahaan mampu menambah nilai ekonomis, yang juga berarti bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sehat dan memiliki kinerja yang baik. Dari penelusuran peneliti, EVA PT HM Sampoerna Tbk berada pada posisi yang positif dikarenakan Laba Bersih perusahaan lebih besar daripada Capital Charge yang diperoleh. Hal ini juga dikarenakan peningkatan Laba Bersih dari tahun ke tahun lebih besar daripada peningkatan Capital Charge yang diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan EVA PT HM Sampoerna Tbk semakin positif.
            Dari kesimpulan diatas, peneliti memiliki rekomendasi yang dianggap sesuai untuk kedua perusahaan tersebut, yaitu dengan berusaha menekan atau menurunkan Capital Charge masing-masing perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan EVA yang diperoleh kedua perusahaan tersebut. Dari pengamatan peneliti, kedua perusahaan sudah berhasil untuk meningkatkan penjualan dan laba bersih yang diperoleh dari tahun ke tahun, hanya saja Capital Charge kedua perusahaan juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Capital Charge ini lah yang harus ditekan atau diturunkan agar EVA yang diperoleh kedua perusahaan mengalami peningkatan yang lebih besar lagi. Dengan meningkatnya EVA, maka hal ini berarti kinerja perusahaan juga meningkat, yang mana hal ini dapat menarik minat para investor untuk menanamkan sahamnya di kedua perusahaan tersebut.
e.       PERBANDINGAN HASIL EVA DAN MVA PT HM SAMPOERNA TBK DAN PT GUDANG GARAM TBK.
Berdasarkan analisis data kedua perusahaan, maka peneliti mencoba membandingkan kinerja keuangan PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk berdasarkan perhitungan EVA dan MVA, dan diperoleh hasil sebagai berikut : 


Tabel 4.23
Perbandingan EVA Dan MVA
PT Gudang Garam Tbk dan PT HM Sampoerna Tbk
(dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
PT GUDANG GARAM TBK
PT HM SAMPOERNA TBK
EVA
MVA
EVA
MVA
2011
-79,350.46
74,690.92
3,421,261.86
1,998.43
2012
-1,936,750.45
46,983.60
4,409,542.84
35,330.19
2013
-3.980,962.95
49,903.75
4,441,078.89
5,334.39
2014
-10,357,558.21
29,160.88
4,752,652.20
7,043.48

            Dari hasil perbandingan diatas, dapat kita simpulkan bahwa EVA PT HM Sampoerna tbk lebih baik karena berada di sisi positif, sedangkan EVA PT Gudang garam tbk berada pada sisi negatif. EVA PT Gudang Garam tbk berada di sisi positif disebabkan karena Biaya Modal perusahaan lebih tinggi dibandingkan laba bersihnya.

            Sedangkan untuk MVA, PT Gudang Garam tbk lebih baik karena sisi positifnya lebih besar dibandingkan MVA PT HM Sampoerna tbk. Hal ini disebabkan karena selisih kenaikan harga saham PT Gudang Garam lebih tinggi dibandingkan selisih kenaikan harga saham PT HM Sampoerna tbk. 

0 comments:

Post a Comment