BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. PT GUDANG GARAM TBK .
PT Gudang Garam Tbk berdiri pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa
Ing Hwie yang berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo. Pada awal
berdirinya, Gudang Garam merupakan industri rumahan yang memproduksi kretek
yang bernama SKL dan SKT. Karena permintaan pasar yang
kian meningkat, akhirnya pada 1960 dibukalah cabang di Gurah, yang letaknya 13
km dari kota Kediri yang pada saat itu masih mempekerjakan 200 orang karyawan.
Pada tahun 1968, tepatnya bulan September didirikan unit produksi yang bernama
Unit I dan Unit II di atas lahan seluas 1000 meter persegi guna mengiringi
perkembangan usaha yang kian meningkat. Tak lama dari itu, Gudang Garam yang
awalnya merupakan industri rumahan berubah menjadi Firma pada tahun 1969. Dua
tahun kemudian, karena kemajuan produksi yang makin lama semakin tinggi, Gudang
Garam resmi berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang didukung fasilitas
berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari pemerintah membuat Gudang Garam
semakin kokoh.
Untuk membantu pengembangan produksinya, Gudang Garam
lantas memikirkan beberapa terobosan baru dalam pembuatan kreteknya, yakni
dengan menggembangkan jenis produk Sigaret Kretek Mesin (SKM). Tak berhenti
sampai di situ, Gudang Garam juga mampu mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1990 yang langsung merubah statusnya
dari PT menjadi Perusahaan Terbuka. Produk yang dihasilkan Gudang Garam
juga lebih bervariasi, hal ini dibuktikan dengan produksi kretek mild pada
tahun 2002 yang merupakan hasil dari inovasi terbaru. Hal ini sejalan dengan
perluasan wilayah produksi yang tak hanya berpusat di Kabupaten dan Kota Kediri
saja, melainkan telah merambah hingga Pasuruan.
Hingga saat ini Gudang Garam tetap menjadi pilihan utama
pecinta kretek di tanah air. Tak hanya mencukupi produksi dalam negeri saja,
tetapi Gudang Garam juga telah melebarkan sayapnya hingga ke Malaysia, Brunei
dan Jepang. Dengan total lebih dari 20 jenis produk yang dikeluarkan Gudang Garam
telah cukup membuktikan eksistensinya sebagai salah satu pabrik rokok terbesar
di Indonesia. Beberapa produk Gudang
Garam yang terkenal yakni Gudang Garam Merah, Djaja, GG Internasional, GG
Surya, GG Mild dan masih banyak lagi. Ditambah lagi dengan keikutsertaan Gudang
Garam menjadi sponsor Piala Dunia FIFA pada tahun 1958 hingga 1966 dan Piala
Dunia 2010, Gudang Garam nantinya akan mampu menembus pasar internasional.
2. PT HANDALA MANJAYA SAMPOERNA TBK
PT Hanjaya Mandala
Sampoerna adalah perusahaan
rokok terbesar di Indonesia.
Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur.
Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna,
namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris International, perusahaan
rokok terbesar di dunia dari Amerika
Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.
Beberapa merek rokok
terkenal dari Sampoerna adalah Dji
Sam Soe dan A Mild. Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah
bertahan sejak masa awal perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga
terkenal karena iklannya yang kreatif di media massa.Pada tahun
2013, PT HM Sampoerna memenangkan Anugerah Produk Pertanian
Berdaya Saing kategori CSR.
Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk., Paul Norman Janelle, mengumumkan pabrik
SKM (Sigaret Kretek Mesin) baru di Karawang yang diresmikan pertengahan tahun
2014 akan difokuskan untuk tujuan ekspor.
Pada tahun 1913, Liem
Seeng Tee dan istrinya Siem
Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari
Fujian, Tiongkok memulai kegiatan produksi rokok secara
komersial sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah
tangga ini diresmikan secara resmi dengan nama NVBM Handel Maatschapij
Sampoerna. Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam
Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis
tersebut. Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga
Sampoerna mengambil alih
kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang
lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini.
Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan
untuk hanya memproduksi rokok kretek saja.
PT HM Sampoerna Tbk. resmi
didirikan pada tahun 1963. Generasi
berikutnya, Putera
Sampoerna adalah generasi
yang membawa HM Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang
dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan
bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang
perbankan. Pada tahun 2000, putra Putera,
Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO. Pada Mei 2005, perusahaan ini
kemudian diakuisisi oleh Philip Morris International.
B.
PENYAJIAN DATA
1. Informasi
Laba Bersih dan Pangsa pasar
Banyak
perusahaan rokok di Indonesia, diantara yang terbesar adalah PT HM SampoernaTbk
(HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Berdasarkan riset
pasar Global Tobacco Free kids
(2009) yang menganalisis pangsa pasar perusahaan rokok di indonesia selama
tahun 1998-2008 menunjukkan bahwa PT Gudang Garam Tbk sempat memimpin pangsa
pasar sebesar 36,1%, sedangkan PT HM Sampoerna Tbk hanya 13,9%, namun pada
tahun 2008 PT HM Sampoerna Tbk kembali memimpin pangsa pasar sebesar 29,5%, dan
PT Gudang Garam Tbk ada di urutan kedua dengan pangsa pasar sebesar 22,1% .
Jumlah penjualan bersih konsolidasi PT HM Sampoerna Tbk mencapai Rp75,0 triliun, atau 12,6% lebih tinggi
dari Rp66,6 triliun
yang dicapai di
tahun 2012. Kinerja
yang baik pada
bisnis rokok di Indonesia
ini didorong terutama
oleh peningkatan volume
penjualan menjadi 111,3
miliar batang dari 107,7 miliar batang di tahun 2012, serta kenaikan
harga jual selama tahun 2013(Laporan
Keuangan PT HM
Sampoerna Tbk, 2013).
Sedangkan PT Gudang
Garam memiliki pangsa
pasar rokok dalam
negeri sekitar 20,6%. PT Gudang Garam membukukan peningkatan
penjualan/pendapatan usaha pada tahun 2013 sebesar 13,1% dibanding tahun
sebelumnya menjadi Rp55,4 triliun, dan laba bersih naik 7,7% menjadi Rp4,4
triliun (Laporan Keuangan PT Gudang Garam Tbk, 2013).
Berikut
adalah data Laba bersih PT Gudang Garam Tbk dan PT Handala Manjaya Sampoerna
Tbk :
Tabel 4.1
Laba Bersih
PT HM Sampoerna
tbk dan PT Gudang Garam Tbk
(dalam jutaan
rupiah)
TAHUN
|
PT HANDALA
MANJAYA SAMPOERNA TBK
|
PT GUDANG
GARAM TBK
|
2011
|
8.051.057,00
|
4.958.102,00
|
2012
|
9.805.421,00
|
4.068.711,00
|
2013
|
10.807.957,00
|
4.383.932,00
|
2014
|
10.014.955,00
|
5.395.293,00
|
Sumber : Laporan
Keuangan masing-masing perusahaan.
Dari data diatas menunjukkan
bahwa laba bersih kedua perusahaan mengalami naik turun di setiap tahunnya.
Namun secara garis besar selama 4 tahun laba kedua perusahaan mengalami
peningkatan. Laba terendah PT Gudang Garam Tbk diperoleh pada tahun 2012 yaitu
sebesar 4,1 trilliun, sedangkan laba tertinggi diperoleh pada tahun 2014
sebesar 5,4 trilliun. Sedangkan untuk PT HM Sampoerna, laba terendah diperoleh
pada tahun 2011 sebesar 8,1 trilliun, dan laba tertinggi diperoleh pada tahun
2013 sebesar 10,8 trilliun.
2. Informasi
Harga Saham
Sebagai perusahaan yang bersaing ketat dan menguasai
pangsa pasar di indonesia, harga saham PT Gudang Garam Tbk dan PT HM Sampoerna
Tbk juga mengalami naik turun. Berikut adalah data harga saham PT Gudang Garam
Tbk dan PT Handala Manjaya Sampoerna Tbk :
Tabel 4.2
Harga Saham Rata-Rata Per Lembar
PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk
(dalam rupiah penuh)
TAHUN
|
PT HANDALA
MANJAYA SAMPOERNA TBK
|
PT GUDANG
GARAM TBK
|
2011
|
30.975,00
|
49.122,00
|
2012
|
54.300,00
|
55.706,00
|
2013
|
74.325,00
|
45.581,00
|
2014
|
69.255,00
|
53.010,00
|
Sumber : website
masing-masing perusahaan
Dari data diatas
menunjukkan bahwa harga saham per lembar PT Gudang Garam Tbk dan PT HM Sampoerna
Tbk mengalami naik turun selama tahun 2011-2014. Namun secara garis besar harga
saham per lembar kedua perusahaan ini mengalami peningkatan. Harga saham
terendah PT Gudang Garam Tbk diperoleh pada tahun 2013 sebesar Rp. 45.581 per
lembar, dan harga saham tertinggi diperoleh pada tahun 2012 sebesar Rp. 55.706
per lembar. Sedangkan untuk PT HM Sampoerna, harga saham terendah diperoleh
pada tahun 2011 sebesar Rp. 30.975 per lembar, dan harga saham tertinggi
diperoleh pada tahun 2013 sebesar Rp. 74.325 per lembar.
3. Informasi
Total Hutang
Hampir setiap perusahaan memiliki hutang, termasuk
juga PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk. Berikut ini informasi total
hutang kedua perusahaan tersebut.
Tabel 4.3
Total Hutang
PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAHUN
|
PT HANDALA
MANJAYA SAMPOERNA TBK :
|
PT GUDANG
GARAM TBK
|
2011
|
9,174,554.00
|
14,537,777.00
|
2012
|
12,939,107.00
|
14,903,612.00
|
2013
|
13,249,559.00
|
21,353,980.00
|
2014
|
14,882,516.00
|
24,991,880.00
|
Sumber : laporan keuangan masing-masing
perusahaan
Dari data diatas dapat kita
lihat bahwa total hutang kedua perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Dari kedua perusahaan tersebut, PT Gudang Garam Tbk mengalami
peningkatan total hutang yang cukup tinggi yaitu lebih dari 10 Trilliun,
sedangkan PT HM Sampoerna hanya mengalami peningkatan total hutang sebesar 5
Trilliun. Peningkatan total hutang memang memiliki sisi positif yaitu dapat
meningkatkan motivasi karyawan perusahaan dalam bekerja, namun disisi lain
peningkatan total hutang juga memiliki dampak negatif yaitu meningkatnya beban
perusahaan dalam membayar beban bunga, hal ini tentunya akan mengurangi laba
bersih yang diperoleh kedua perusahaan
tersebut.
4. Informasi
Beban Bunga Pinjaman
Sebagaimana perusahaan yang memiliki hutang, maka PT
HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk memiliki beban bunga pinjaman yang
harus dibayarkan setiap tahunnya kepada kreditor. Berikut ini informasi beban
bunga pinjaman kedua perusahaan tersebut.
Tabel 4.4
Beban Bunga Pinjaman
PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
TAHUN
|
PT HANDALA
MANJAYA SAMPOERNA TBK :
|
PT GUDANG
GARAM TBK
|
2011
|
21,673.00
|
253,002.00
|
2012
|
34,684.00
|
495,035.00
|
2013
|
69,075.00
|
755,518.00
|
2014
|
47,416.00
|
1,371,811.00
|
Sumber : laporan keuangan masing-masing
perusahaan
Dari data diatas, dapat
kita lihat bahwa beban bunga pinjaman kedua perusahaan mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun, kecuali beban bunga pinjaman PT HM Sampoerna Tbk pada
tahun 2014 yang mengalami penurunan, sedangkan beban bunga pinjaman PT Gudang
Garam Tbk selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan beban
bunga pinjaman ini dapat mengurangi laba bersih yang diperoleh perusahaan, yang
mana hal ini dapat berpengaruh terhadap menurunnya dividen yang diterima oleh
para pemegang saham.
C.
HASIL DAN PEMBAHASAN:
1. PT. GUDANG GARAM TBK.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan peneliti. Diperoleh hasil sebagai
berikut :
- Perhitungan
Invested Capital
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan invested capital PT Gudang Garam Tbk yang
didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Invested
Capital = Total hutang + Ekuitas – Pinjaman Jangka Pendek
Tabel 4.5.
Perhitungan Invested Capital
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun
2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
|
Invested Capital
|
2011
|
25,554,386.00
|
2012
|
27,707,008.00
|
2013
|
30,675,671.00
|
2014
|
34,437,466.00
|
Berdasarkan perhitungan Invested
Capital PT. Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan. Hal ini berarti presentase
kenaikan total hutang dan ekuitas PT. Gudang Garam Tbk lebih besar dibandingkan
presentase kenaikan hutang jangka pendek. Hal ini berarti ada peningkatan pada
hutang jangka panjang dan ekuitas PT. Gudang Garam Tbk.
- Perhitungan
WACC
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan WACC PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari
rumus sebagai berikut :
WACC
= [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]
Dimana :
D :
tingkat hutang
rd :
cost of debt
tax :
tingkat pajak
E :
tingkat ekuitas
re :
cost of equity
Tabel 4.6
Perhitungan WACC
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
WACC
|
2011
|
19.71%
|
2012
|
21.67%
|
2013
|
27.27%
|
2014
|
45.74%
|
Dari
hasil perhitungan diatas WACC PT.Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan. Hal
ini berarti tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan perusahaan
mengalami peningkatan disetiap tahunnya.
1. Perhitungan Tingkat Hutang
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan tingkat hutang
PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat
Hutang (D) = x 100%
Tabel 4.7
Perhitungan Tingkat Hutang
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
Tingat Modal
|
2011
|
37.19%
|
2012
|
35.90%
|
2013
|
42.06%
|
2014
|
42.93%
|
Berdasarkan perhitungan tingkat
modal PT. Gudang Garam Tbk. secara garis besar mengalami penigkatan walaupun
pada tahun 2012 mengalami sedikit penurunan. Hal ini berarti ada kenaikan
presentase total hutang yang dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk.
2. Perhitungan Cost of Debt
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan cost of debt PT Gudang Garam Tbk yang
didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Cost
of Debt (rd) = x 100%
Tabel 4.8
Perhitungan Cost of Debt
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
Cost of Debt
|
2011
|
25.21%
|
2012
|
44.95%
|
2013
|
59.99%
|
2014
|
113.49%
|
Dari
hasil perhitungan Cost of Debt PT.Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dari tahun ke tahun, terutama pada tahun 2014 dimana
kenaikannya nyaris dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti ada
peningkatan di beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Khusus untuk
tahun 2014, beban bunga yang dibayarkan oleh perusahaan lebih besar dibanding
total hutang jangka panjang yang dimiliki oleh PT.Gudang Garam Tbk.
3. Perhitungan Tingkat Modal atau Ekuitas
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan tingkat modal atau ekuitas PT Gudang Garam Tbk
yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat
Modal atau Ekuitas (E) = x 100%
Tabel 4.9
Perhitungan Tingkat Modal atau
Ekuitas
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
Tingkat Modal
atau Ekuitas
|
2011
|
62.81%
|
2012
|
64.10%
|
2013
|
57.94%
|
2014
|
57.07%
|
Berdasarkan
perhitungan tingkat modal dan ekuitas PT.Gudang Garam Tbk secara garis besar
mengalami penurunan. Hal ini berarti ada penurunan presentase jumlah modal yang
dimiliki perusahaan, sedangkan di sisi lain presentase jumlah hutang yang
ditanggung oleh perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
4. Perhitungan Cost of Equity
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan cost of equity PT Gudang Garam Tbk yang
didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Cost
of Equity (re) = x 100%
Tabel 4.10
Perhitungan Cost of Equity
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
Cost of Equity
|
2011
|
20.20%
|
2012
|
15.29%
|
2013
|
14.90%
|
2014
|
16.24%
|
Dari
hasil perhitungan Cost of Equity PT.Gudang Garam Tbk mengalami naik turun tiap
tahunnya, namun secara garis besar cost of equity perusahaan mengalami
penurunan. Hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan presentase laba
bersih setelah pajak terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
5. Perhitungan Tingkat pajak
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan tingkat pajak
PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat
Pajak (Tax) = x 100%
Tabel 4.11
Perhitungan Tingkat pajak
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
Tingkat Pajak
|
2011
|
25.05%
|
2012
|
26.43%
|
2013
|
26.15%
|
2014
|
25.13%
|
Dari
perhitungan pajak PT.Gudang Garam Tbk dari tahun 2011 sampai tahun 2014
mengalami naik turun yang tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukan
presentase pajak yang diambil dari laba bersih sebelum pajak PT.Gudang Garam
Tbk cenderung stabil.
- Perhitungan
Capital Charge
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan capital charge
PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Capital
Charge = WACC × Invested Capital
Tabel 4.12
Perhitungan Capital Charge
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun
2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
|
Capital Charge
|
2011
|
5,037,452.46
|
2012
|
6,005,461.45
|
2013
|
8,364,894.95
|
2014
|
15,752,851.21
|
Dari
hasil perhitungan diatas, secara garis besar capital charge PT.Gudang Garam Tbk
mengalami peningkatan. Hal ini berarti aliran kas yang
dibutuhkan untuk para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan
mengalami peningkatan setiap tahunnya.
- Perhitungan
EVA
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan EVA dan MVA
PT Gudang Garam Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
EVA = NOPAT – Capital Charge
MVA
: (saham yang beredar) x ( harga saham) – modal yang diinvestasikan oleh
investor
Tabel 4.13
Perhitungan EVA dan MVA
PT.Gudang Garam Tbk, Tahun
2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
|
EVA
|
MVA
|
2011
|
-79,350.46
|
74,690,925.00
|
2012
|
-1,936,750.45
|
46,983,600.00
|
2013
|
-3,980.962.95
|
49,903,750.00
|
2014
|
-10,357,558.21
|
29,160,880.00
|
Dari
hasil perhitungan diatas, terjadi penurunan tingkat EVA yang cukup signifikan
di PT.Gudang Garam Tbk di setiap tahunnya. Hal ini juga berbanding lurus
denngan
MVA PT.Gudang Garam Tbk yang mengalami
penurunan walaupun masih berada di sisi positif. Sampai dengan tahun 2014,
kinerja PT.Gudang Garam Tbk masih bisa dikatakan sehat karena meskipun
perusahaan tidak mampu menciptakan nilai tambah ekonomis, namun perusahaan
masih mampu memperkaya pemegang sahamnya. Dari hasil penelusuran peneliti, hal
ini disebabkan karena tingkat hutang PT.Gudang Garam Tbk sangat tinggi yang
mana menyebabkan investor masih percaya bahwa perusahaan masih bisa memperkaya pemegang
sahamnya karena aset merupakan jaminan bagi para kreditor dan pemegang saham.
Namun yang perlu diperhatikan adalah MVA PT.Gudang Garam Tbk mengalami
penurunan dari tahun ke tahun, hal ini berarti ada penurunan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya. Apabila hal ini terus
terjadi, maka PT.Gudang Garam Tbk akan kehilangan kepercayaan investor dan
tentunya mengakibatkan MVA nya berada pada sisi yang negatif.
2. PT HANDALA MANJAYA SAMPOERNA TBK
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan
peneliti, diperoleh hasil sebagai berikut:
- Perhitungan
Invested Capital
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan invested capital PT HM Sampoerna Tbk yang
didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Invested Capital =
Total hutang + Ekuitas – Pinjaman Jangka Pendek
Tabel 4.14
Perhitungan Invested Capital
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun
2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
|
Invested Capital
|
2011
|
10,886,446.00
|
2012
|
14,349,550.00
|
2013
|
15,280,804.00
|
2014
|
14,780,400.00
|
Berdasarkan perhitungan
diatas, Invested capital PT. HM Sampoerna Tbk secara garis besar mengalami
peningkatan. Hal ini berarti Hal ini berarti presentase kenaikan total hutang
dan ekuitas PT. HM Sampoerna Tbk lebih besar dibandingkan presentase kenaikan
hutang jangka pendek. Hal ini berarti ada peningkatan pada hutang jangka
panjang dan ekuitas PT. HM Sampoerna Tbk.
- Perhitungan
WACC
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan WACC PT
HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
WACC
= [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]
Dimana :
D :
tingkat hutang
rd :
cost of debt
tax :
tingkat pajak
E :
tingkat ekuitas
re :
cost of equity
Tabel 4.15
Perhitungan WACC
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
WACC
|
2011
|
42.65%
|
2012
|
38.58%
|
2013
|
41.73%
|
2014
|
36.73%
|
Dari
hasil perhitungan diatas secara garis besar WACC PT. HM Sampoerna Tbk mengalami
penurunan. Hal ini berarti tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan
perusahaan mengalami penurunan disetiap tahunnya.
1. Perhitungan Tingkat Hutang
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan tingat hutang
PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat
Hutang (D) = x 100%
Tabel 4.16
Perhitungan Tingkat Hutang
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
Invested Capital
|
2011
|
47.35%
|
2012
|
49.30%
|
2013
|
48.35%
|
2014
|
52.44%
|
Berdasarkan
perhitungan diatas, secara garis besar tingkat modal PT. HM Sampoerna Tbk
mengalami peningkatan. Hal ini berarti ada kenaikan presentase total hutang
yang dimiliki oleh PT. HM Sampoerna Tbk.
2. Perhitungan Cost of Debt
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan cost of debt
PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Cost
of Debt (rd) = x 100%
Tabel 4.17
Perhitungan Cost of Debt
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
Cost of Debt
|
2011
|
3.17%
|
2012
|
3.33%
|
2013
|
6.14%
|
2014
|
3.70%
|
Dari hasil perhitungan Cost of
Debt PT. HM Sampoerna Tbk mengalami peningkatan, terutama pada tahun 2013
dimana kenaikannya nyaris dua kali lipat dari tahun sebelumnya. walaupun pada
tahun 2014 mengalami penurunan dibandingtahun sebelunya. Hal ini berarti ada
peningkatan di beban bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
3. Perhitungan Tingkat Modal atau Ekuitas
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan tingkat modal atau ekuitas PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari
rumus sebagai berikut :
Tingkat
Modal atau Ekuitas (E) = x 100%
Tabel 4.18
Perhitungan Tingkat Modal atau
Ekuitas
PT. HM Sampoerna Tbk Tahun
2011-2014
Tahun
|
Tingkat Modal
atau Ekuitas
|
2011
|
52.65%
|
2012
|
50.70%
|
2013
|
51.65%
|
2014
|
47.56%
|
Berdasarkan perhitungan tingkat
modal dan ekuitas PT. HM Sampoerna Tbk secara garis besar mengalami penurunan.
Hal ini berarti ada penurunan presentase jumlah modal yang dimiliki perusahaan,
sedangkan di sisi lain presentase jumlah hutang yang ditanggung oleh perusahaan
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
4. Perhitungan Cost of Equity
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan cost of equity PT HM Sampoerna Tbk yang
didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Cost
of Equity (re) = x 100%
Tabel 4.19
Perhitungan Cost of Equity
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
Cost of Equity
|
2011
|
78.92%
|
2012
|
73.68%
|
2013
|
76.35%
|
2014
|
74.20%
|
Dari
hasil perhitungan Cost of Equity PT. HM Sampoerna Tbk mengalami naik turun tiap
tahunnya, namun secara garis besar cost of equity perusahaan mengalami
penurunan. Hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan presentase laba
bersih setelah pajak terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
5. Perhitungan Tingkat pajak
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan tingkat pajak
PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Tingkat
Pajak (Tax) = x 100%
Tabel 4.20
Perhitungan Tingkat pajak
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun
2011-2014
Tahun
|
Tingkat Pajak
|
2011
|
26.62%
|
2012
|
25.69%
|
2013
|
22.59%
|
2014
|
25.78%
|
Dari perhitungan pajak PT. HM
Sampoerna Tbk dari tahun 2011 sampai tahun 2014 mengalami naik turun yang tidak
terlalu signifikan. Hal ini menunjukan presentase pajak yang diambil dari laba
bersih sebelum pajak PT. HM Sampoerna Tbk cenderung stabil.
- Perhitungan
Capital Charge
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan capital charge
PT HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
Capital
Charge = WACC × Invested Capital
Tabel 4.21
Perhitungan Capital Charge
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun
2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
|
Capital Charge
|
2011
|
4,643,164.14
|
2012
|
5,535,753.16
|
2013
|
6,377,407.11
|
2014
|
5,428,430.80
|
Dari hasil perhitungan diatas,
secara garis besar capital charge PT. HM Sampoerna Tbk mengalami peningkatan.
Hal ini berarti aliran kas yang dibutuhkan untuk para
investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkan mengalami peningkatan
setiap tahunnya.
- Perhitungan
EVA
Dibawah
ini adalah informasi perhitungan EVA PT
HM Sampoerna Tbk yang didapatkan dari rumus sebagai berikut :
EVA = NOPAT –
Capital Charge
Tabel 4.22
Perhitungan EVA
PT. HM Sampoerna Tbk, Tahun
2011-2014
(dalam jutaan rupiah)
Tahun
|
EVA
|
MVA
|
2011
|
3,421,261.86
|
1,998,429.75
|
2012
|
4,409,542.84
|
35,330,190.75
|
2013
|
4,441,078.89
|
5,334,390.00
|
2014
|
4,752,652.20
|
7,043,485.00
|
Dari
hasil perhitungan diatas, secara garis besar EVA dan MVA PT. HM Sampoerna Tbk
mengalami peningkatan. Hal ini berarti kinerja keuangan
perusahaan dapat dikatakan baik, karena perusahaan bisa menambah nilai ekonomis
dan juga perusahaan mampu memperkaya para pemegang saham.dari penelusuran
peneliti, EVA dan MVA PT. HM Sampoerna Tbk
mengalami peningkatan dikarenakan presentase kenaikan laba bersih perusahaan
lebih besar dibandingkan presentase kenaikan biaya modal. Hal ini berarti
perusahaan telah berhasil menanamkan investasi dengan tingkat pengembalian yang
tinggi..
Dari
seluruh perhitungan diatas, dapat kita lihat bahwa EVA PT Gudang Garam Tbk
berada pada sisi negatif atau dibawah nol. Hal ini berarti perusahaan tidak
mampu menambah nilai ekonomis. Dari penelusuran peneliti, EVA PT Gudang Garam
Tbk berada pada sisi yang negatif dikarenakan Capital Charge perusahaan lebih
besar dari Laba Bersih yang diperoleh. Hal ini juga dikarenakan peningkatan
Capital Charge dari tahun ke tahun lebih besar daripada peningkatan Laba Bersih
yang diperoleh perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan EVA PT
Gudang Garam Tbk semakin negatif.
Sedangkan
untuk EVA PT HM Sampoerna Tbk, selalu berada pada sisi positif atau lebih besar
dai nol. Hal ini berarti perusahaan mampu menambah nilai ekonomis, yang juga
berarti bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sehat dan memiliki kinerja yang
baik. Dari penelusuran peneliti, EVA PT HM Sampoerna Tbk berada pada posisi
yang positif dikarenakan Laba Bersih perusahaan lebih besar daripada Capital
Charge yang diperoleh. Hal ini juga dikarenakan peningkatan Laba Bersih dari
tahun ke tahun lebih besar daripada peningkatan Capital Charge yang diperoleh
perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan EVA PT HM Sampoerna Tbk
semakin positif.
Dari
kesimpulan diatas, peneliti memiliki rekomendasi yang dianggap sesuai untuk
kedua perusahaan tersebut, yaitu dengan berusaha menekan atau menurunkan
Capital Charge masing-masing perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
EVA yang diperoleh kedua perusahaan tersebut. Dari pengamatan peneliti, kedua
perusahaan sudah berhasil untuk meningkatkan penjualan dan laba bersih yang
diperoleh dari tahun ke tahun, hanya saja Capital Charge kedua perusahaan juga
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Capital Charge ini lah yang harus
ditekan atau diturunkan agar EVA yang diperoleh kedua perusahaan mengalami
peningkatan yang lebih besar lagi. Dengan meningkatnya EVA, maka hal ini
berarti kinerja perusahaan juga meningkat, yang mana hal ini dapat menarik
minat para investor untuk menanamkan sahamnya di kedua perusahaan tersebut.
e. PERBANDINGAN
HASIL EVA DAN MVA PT HM SAMPOERNA TBK DAN PT GUDANG GARAM TBK.
Berdasarkan
analisis data kedua perusahaan, maka peneliti mencoba membandingkan kinerja
keuangan PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk berdasarkan perhitungan
EVA dan MVA, dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.23
Perbandingan EVA
Dan MVA
PT Gudang Garam
Tbk dan PT HM Sampoerna Tbk
(dalam Jutaan
Rupiah)
Tahun
|
PT
GUDANG GARAM TBK
|
PT
HM SAMPOERNA TBK
|
||
EVA
|
MVA
|
EVA
|
MVA
|
|
2011
|
-79,350.46
|
74,690.92
|
3,421,261.86
|
1,998.43
|
2012
|
-1,936,750.45
|
46,983.60
|
4,409,542.84
|
35,330.19
|
2013
|
-3.980,962.95
|
49,903.75
|
4,441,078.89
|
5,334.39
|
2014
|
-10,357,558.21
|
29,160.88
|
4,752,652.20
|
7,043.48
|
Dari hasil perbandingan diatas,
dapat kita simpulkan bahwa EVA PT HM Sampoerna tbk lebih baik karena berada di
sisi positif, sedangkan EVA PT Gudang garam tbk berada pada sisi negatif. EVA
PT Gudang Garam tbk berada di sisi positif disebabkan karena Biaya Modal
perusahaan lebih tinggi dibandingkan laba bersihnya.
Sedangkan untuk MVA, PT Gudang Garam
tbk lebih baik karena sisi positifnya lebih besar dibandingkan MVA PT HM
Sampoerna tbk. Hal ini disebabkan karena selisih kenaikan harga saham PT Gudang
Garam lebih tinggi dibandingkan selisih kenaikan harga saham PT HM Sampoerna
tbk.
0 comments:
Post a Comment