BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Syahlina L.Y
(2013) tentang Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan
Metode Eva (Economic Value Added) Dan Mva (Market Value Added) Pada Perusahaan
Tambang Batubara Yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian Peningkatan atau
penurunan nilai EVA
dipengaruhi oleh besarnya biaya modal yang dikeluarkan
perusahaan. Sedangkan peningkatan atau penurunan MVA dipengaruhi oleh jumlah
saham yang beredar dan harga saham.
Selain itu, faktor
lain yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
atau penurunan EVA
dan MVA adalah kondisi perekonomian
global pasca krisis
di kawasan Uni
Eropa yang berdampak pada
penurunan permintaan dan
harga jual batubara. Oleh
karena itu, masing-masing
perusahaan harus bisa melaksanakan kegiatan
operasinya secara efektif
dan efisien serta menunjukkan kinerja
terbaiknya dalam berbagai
hal, termasuk dalam hal
menjaga kualitas produksi
batubara sehingga dampak krisis global dapat diminimalisir.
Devi
R.A (2014) tentang PERBANDINGAN
ANTARA ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) DALAM MENILAI
KINERJA PERUSAHAAN (Studi kasus pada perusahaan rokok go publik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012). Hasil penelitian menunjukkan
semakin besar nilai ROA maka akan semakin baik, karena rasio ini menunjukan
kinerja perusahaan yang
semakin efektif karena
tingkat pengembaliannya yang besar.
Ermawati
(2011) meneliti tentang Analisis Economic
Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) sebagai Alat Pengukur Kinerja
Keuangan PT SA. Hasil dari
penelitian menjelaskan bahwa Nilai EVA PT. SA pada tahun 2008 lebih tinggi
dibandingkan tahun 2009. Penurunan ini disebabkan oleh perubahan-perubahan
nilai komponen-komponen EVA. Komponenkomponen EVA terdiri dari Net Operating After Tax (NOPAT) dan
Cost of Capital (COC). Yang
dimaksud dengan NOPAT yaitu laba operasi bersih sesudah pajak, sedangkan
COC adalah semua
biaya yang secara
riil dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber
dana baik yang
berasal dari hutang,
saham preferen, saham biasa,
maupun laba ditahan
untuk membiayai investasi
perusahaan.
B.
Tinjauan
Pustaka
1. Pengertian
Economic Value Added (EVA)
Menurut Rudianto (2006) dalam Syahlina (2013), EVA
adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengukur laba
ekonomi dalam suatu
perusahaan, yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat
terwujud jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi ( operating cost)
dan biaya modal (cost of capital).
2.
Kelebihan dan Kelemahan
Economic Value Added (EVA)
Kegunaan model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian
ke upaya penciptaan nilai perusahaan, sebab inilah salah satu fungsi penggunaan
EVA. Suratno (2005) mengungkapkan kelebihan dan kekurangan EVA, antara lain :
1.
Kelebihan
EVA
EVA memiliki keunggulan
dibandingkan alat ukur kinerja yang lain. Kelebihan EVA terletak pada beberapa
faktor sebagai berikut.
a. Konsep
EVA tidak dibatasi oleh GAAP dalam pengukuran dan penilaian suatu rekening.
Oleh karena itu pengguna EVA diberikan kebebasan untuk membuat
penyesuaian-penyesuaian, sejauh penyesuaian itu ditujukan untuk menghasilkan
angka ekonomi yang lebih valid.
b. Konsep
EVA telah menstimulus individu-individu yang berada di dalam seluruh tingkatan
organisasi untuk berusaha menciptakan
nilai tambah bagi pemodal.
c. EVA
telah mampu menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki oleh alat pengukur
kinerja lainnya. EVA mampu memberikan sebuah pespektif baru dalam mengevaluasi
kinerja manajemen. Dahulu hanya digunakan parameter earning per share (EPS), net
present value (NPV) dalam
penggunaan modal atau return on asset (ROA) yang menjadi target manajer. Dengan
konsep EVA, ketiga parameter di atas telah tercakup semua.
d. Penggunaan
EVA juga memberikan keuntungan yang lain bagi program insentif manajemen. Dalam
metode konvensional, insentif yang diberikan kepada manajer ada batasan
tertentu. Seorang manajer apabila telah mampu menghasilkan sejumlah profit akan diberikan bonus yang
besarnya biasanya ditentukan dengan batas tertentu. Namun dengan pengunaan EVA,
semakin postif nilai EVA yang dihasilkan juga merefleksikan pertambahan
kekayaan yang telah dihasilkan manajer bagi pemodal, sehingga tingkat bonus yang dapat diperoleh pun jauh
lebih menarik.
2.
Kelemahan
EVA
Selain kelebihan yang
telah dikemukakan dimuka, EVA juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.
a. Nilai
EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai yang penggunaan modal suatu perusahaan
pada suatu tahun tertentu
b. Bila
menggunakan EVA sebagai alat ukur, maka kita harus melihat nilai EVA masa kini
dan masa datang
c. Perhitungan
EVA memerlukan estimasi atas biaya modal.
Estimasi ini perlu digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang belum go
publik yang menggunakan EVA sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
d. Dengan
adanya berbagai estimasi dalam perhitungan biaya modal ini dapat menimbulkan
kesalahan perhitungan yang pada akhirnya mengurangi nilai manfaat dari EVA
3. Cara Mengukur EVA
Menurut Ermawati (2011),
cara mengukur EVA adalah sebagai berikut :
Perhitungan Invested
Capital (IC)
Invested Capital = Total hutang +
Ekuitas – Pinjaman Jangka Pendek
Menghitung WACC
(Weighted Average Cost of Capital)
WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x
re)]
Dimana :
Tingkat Hutang (D) = x 100%
Cost of Debt (rd) = x 100%
Tingkat Modal atau Ekuitas (E) = x 100%
Cost of Equity (re) = x 100%
Tingkat Pajak (Tax) = x 100%
Menghitung Capital
Charge (CC)
Capital Charge = WACC × Invested
Capital
Menghitung besarnya
Economic Value Added (EVA)
EVA
= NOPAT – Capital Charge
4.
Pengertian Market
Value Added (MVA)
Menurut Stewart (1990) dalam Himawan
(2009) menyatakan MVA merupakan ukuran
kumulatif kinerja keuangan
yang menunjukkan seberapa besar
nilai tambah terhadap
modal yang ditanamkan
investor selama perusahaan berdiri
atau secara jelas
MVA merupakan selisih
antara nilai pasar ekuitas
(market value of
equity) dan nilai
buku ekuitas (book
value of equity)
5.
Cara Mengukur MVA
Menurut Dr kamaludin (2012, hal 60) cara
mengukur MVA adalah sbb :
MVA
: (saham yang beredar) x ( harga saham) – Total ekuitas saham biasa.
MVA
: nilai pasar ekuitas – modal yang diinvestasikan oleh investor
6.
Kinerja Keuangan
Menurut
Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.
740/KMK.00/1989 tentang
Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Badan Usaha Milik Negara
“Kinerja keuangan adalah prestasi yang
dicapai oleh perusahaan
dalam periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan
perusahaan tersebut. Kinerja
keuangan perusahaan merupakan
salah satu dasar penilaian
mengenai kondisi –
kondisi keuangan yang
dapat dilakukan berdasarkan analisis rasio – rasio keuangan.”
0 comments:
Post a Comment