Tuesday 4 October 2016

CONTOH BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II
LANDASAN TEORI

A.     Penelitian Terdahulu
Syahlina L.Y  (2013) tentang  Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode Eva (Economic Value Added) Dan Mva (Market Value Added) Pada Perusahaan Tambang Batubara Yang Listing di Bursa Efek Indonesia.  Hasil penelitian Peningkatan  atau  penurunan  nilai  EVA  dipengaruhi  oleh  besarnya biaya modal yang dikeluarkan perusahaan. Sedangkan peningkatan atau penurunan MVA dipengaruhi oleh jumlah saham yang beredar dan  harga  saham.  Selain  itu,  faktor  lain  yang  mempengaruhi terjadinya  peningkatan  atau  penurunan  EVA  dan  MVA  adalah kondisi  perekonomian  global  pasca  krisis  di  kawasan  Uni  Eropa yang  berdampak  pada  penurunan  permintaan  dan  harga  jual batubara.  Oleh  karena  itu,  masing-masing  perusahaan  harus  bisa melaksanakan  kegiatan  operasinya  secara  efektif  dan  efisien  serta menunjukkan  kinerja  terbaiknya  dalam  berbagai  hal,  termasuk dalam  hal  menjaga  kualitas  produksi  batubara  sehingga  dampak krisis global dapat diminimalisir.
Devi R.A (2014)  tentang  PERBANDINGAN ANTARA ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN (Studi kasus pada perusahaan rokok go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012). Hasil penelitian menunjukkan semakin besar nilai ROA maka akan semakin baik, karena rasio ini menunjukan kinerja  perusahaan  yang  semakin  efektif  karena  tingkat  pengembaliannya  yang besar.
Ermawati (2011) meneliti tentang Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) sebagai Alat Pengukur Kinerja Keuangan PT SA.  Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa Nilai EVA PT. SA pada tahun 2008 lebih tinggi dibandingkan tahun 2009. Penurunan ini disebabkan oleh perubahan-perubahan nilai komponen-komponen EVA. Komponenkomponen EVA terdiri dari  Net Operating After Tax  (NOPAT) dan  Cost of Capital  (COC). Yang dimaksud dengan NOPAT yaitu laba operasi bersih sesudah pajak, sedangkan COC  adalah  semua  biaya  yang  secara  riil  dikeluarkan  oleh  perusahaan  dalam  rangka mendapatkan  sumber  dana  baik  yang  berasal  dari  hutang,  saham  preferen,  saham biasa,  maupun  laba  ditahan  untuk  membiayai  investasi  perusahaan.

B.     Tinjauan Pustaka
1.      Pengertian Economic Value Added (EVA)
Menurut  Rudianto  (2006) dalam Syahlina (2013),  EVA  adalah  suatu  sistem  manajemen  keuangan  untuk mengukur  laba  ekonomi  dalam  suatu  perusahaan,  yang  menyatakan  bahwa  kesejahteraan hanya dapat terwujud jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi ( operating cost) dan biaya modal (cost of capital).
2.      Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)
Kegunaan model EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan, sebab inilah salah satu fungsi penggunaan EVA. Suratno (2005) mengungkapkan kelebihan dan kekurangan EVA, antara lain :
1.      Kelebihan EVA
EVA memiliki keunggulan dibandingkan alat ukur kinerja yang lain. Kelebihan EVA terletak pada beberapa faktor sebagai berikut.
a.       Konsep EVA tidak dibatasi oleh GAAP dalam pengukuran dan penilaian suatu rekening. Oleh karena itu pengguna EVA diberikan kebebasan untuk membuat penyesuaian-penyesuaian, sejauh penyesuaian itu ditujukan untuk menghasilkan angka ekonomi yang lebih valid.
b.      Konsep EVA telah menstimulus individu-individu yang berada di dalam seluruh tingkatan organisasi  untuk berusaha menciptakan nilai tambah bagi pemodal.
c.       EVA telah mampu menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki oleh alat pengukur kinerja lainnya. EVA mampu memberikan sebuah pespektif baru dalam mengevaluasi kinerja manajemen. Dahulu hanya digunakan parameter earning per share (EPS), net present value (NPV) dalam penggunaan modal atau return on asset  (ROA) yang menjadi target manajer. Dengan konsep EVA, ketiga parameter di atas telah tercakup semua.
d.      Penggunaan EVA juga memberikan keuntungan yang lain bagi program insentif manajemen. Dalam metode konvensional, insentif yang diberikan kepada manajer ada batasan tertentu. Seorang manajer apabila telah mampu menghasilkan sejumlah profit akan diberikan bonus yang besarnya biasanya ditentukan dengan batas tertentu. Namun dengan pengunaan EVA, semakin postif nilai EVA yang dihasilkan juga merefleksikan pertambahan kekayaan yang telah dihasilkan manajer bagi pemodal, sehingga  tingkat bonus yang dapat diperoleh pun jauh lebih menarik.
2.      Kelemahan EVA
Selain kelebihan yang telah dikemukakan dimuka, EVA juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut.
a.       Nilai EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai yang penggunaan modal suatu perusahaan pada suatu tahun tertentu
b.       Bila menggunakan EVA sebagai alat ukur, maka kita harus melihat nilai EVA masa kini dan masa datang
c.       Perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal.  Estimasi ini perlu digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang belum go publik yang menggunakan EVA sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
d.      Dengan adanya berbagai estimasi dalam perhitungan biaya modal ini dapat menimbulkan kesalahan perhitungan yang pada akhirnya mengurangi nilai manfaat dari EVA

3.      Cara Mengukur EVA
Menurut Ermawati (2011), cara mengukur EVA adalah sebagai berikut :
Perhitungan Invested Capital (IC)
Invested Capital = Total hutang + Ekuitas – Pinjaman Jangka Pendek
Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]
Dimana :
Tingkat Hutang (D) = x 100%
Cost of Debt (rd) = x 100%
Tingkat Modal atau Ekuitas (E) = x 100%
Cost of Equity (re) = x 100%
Tingkat Pajak (Tax) = x 100%
Menghitung Capital Charge (CC)
Capital Charge = WACC × Invested Capital

Menghitung besarnya Economic Value Added (EVA)
EVA = NOPAT – Capital Charge
4.      Pengertian Market Value Added (MVA)
Menurut Stewart (1990) dalam Himawan (2009) menyatakan MVA  merupakan  ukuran  kumulatif  kinerja  keuangan  yang  menunjukkan seberapa  besar  nilai  tambah  terhadap  modal  yang  ditanamkan  investor  selama perusahaan  berdiri  atau  secara  jelas  MVA  merupakan  selisih  antara  nilai  pasar ekuitas  (market  value  of  equity)  dan  nilai  buku  ekuitas  (book  value  of  equity)
5.      Cara Mengukur MVA
Menurut Dr kamaludin (2012, hal 60) cara mengukur MVA adalah sbb :
MVA : (saham yang beredar) x ( harga saham) – Total ekuitas saham biasa.  
MVA : nilai pasar ekuitas – modal yang diinvestasikan oleh investor
6.      Kinerja Keuangan
Menurut  Keputusan  Menteri  Keuangan  Republik  Indonesia  No.  740/KMK.00/1989 tentang  Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas Badan Usaha Milik Negara “Kinerja keuangan adalah  prestasi  yang  dicapai  oleh  perusahaan  dalam  periode  tertentu  yang  mencerminkan tingkat  kesehatan  perusahaan  tersebut.  Kinerja  keuangan  perusahaan  merupakan  salah  satu dasar  penilaian  mengenai  kondisi  –  kondisi   keuangan  yang  dapat  dilakukan  berdasarkan analisis rasio – rasio keuangan.”


0 comments:

Post a Comment