Tuesday 4 October 2016

CONTOH BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk.
B.     Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif pada PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk. Yaitu dengan cara menganalisis data-data laporan keuangan kedua perusahaan tersebut selama periode 2011-2014.
C.    Data Dan Sumber Data
Penelitian  ini  menggunakan   jenis  data  sekunder  yaitu  data  yang berupa harga saham, bunga pinjaman, dan laporan keuangan PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk dari tahun 2011-2014. Data dapat diperoleh melalui situs web kedua perusahaan tersebut.
D.    Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi berupa data annual report dan data saham PT HM Sampoerna Tbk dan PT Gudang Garam Tbk
E.     Teknik Analisis Data
Penelitian  ini  menggunkan  rumus  kuantitatif  yang  diperoleh  dari ikhtisar  laporan  keuangan  perusahaan  tahun  2011-2014. Alat analisis  yang digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  melalui  perhitungan  kuantitatif Economic  Value  Added (EVA)  dan Market Value Added (MVA). Secara  rumus dapat dituliskan sebagai berikut:
1.      Perhitungan menggunakan EVA
a)      Perhitungan Invested Capital (IC)
Invested Capital = Total hutang + Ekuitas – Pinjaman Jangka Pendek
b)      Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
WACC = [(D x rd) (1-tax) + (E x re)]
Dimana :
Tingkat Hutang (D) = x 100%

Cost of Debt (rd) = x 100%

Tingkat Modal atau Ekuitas (E) = x 100%

Cost of Equity (re) = x 100%

Tingkat Pajak (Tax) = x 100%

c)      Menghitung Capital Charge (CC)
Capital Charge = WACC × Invested Capital
d)     Menghitung besarnya Economic Value Added (EVA)
EVA = NOPAT – Capital Charge



2.      Perhitungan menggunakan MVA
MVA : (saham yang beredar) x ( harga saham) – Total ekuitas saham biasa.
MVA : nilai pasar ekuitas – modal yang diinvestasikan oleh investor
3.      Menyimpulkan hasil dan rekomendasi
Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan:
a.       Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, karena perusahaan bisa menambah nilai bisnis. Dalam hal ini, karyawan berhak mendapat bonus, kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham bisa mendapatkan pengembalian yang sama atau lebih dari yang ditanam.
b.      Jika EVA = 0, maka secara ekonomis “impas” karena semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham, sehingga karyawan tidak mendapat bonus hanya gaji.
c.       Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan perusahaan tersebut dikatakan tidak sehat, karena perusahaan tidak bisa memberikan nilai tambah. Dalam hal ini karyawan tidak bisa mendapatkan bonus hanya saja kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham tidak mendapat pengembalian yang sepadan dengan yang ditanam.
      Sedangkan tolak ukur Market Value Added adalah:
a.         MVA positif, berarti pihak manajemen perusahaan telah mampu meningkatkan kekayaan perusahaan dan para pemegang saham atau bisa dikatakan kinerja perusahaan tersebut sehat.
b.         MVA negatif, berarti pihak manajemen tidak mampu atau telah menurunkan kekayaan perusahaan dan kekayaan para pemegang saham, atau bisa dikatakan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat.
Jika EVA dan MVA hasilnya negatif, ada beberapa strategi yang bisa diambil oleh perusahaan, diantaranya :
a.       Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (Profitable Growth), hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian tinggi.
b.      Strategi penciptaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi dalam hal ini menaikkan keuntungan tanpa menggunakan tambahan modal.

c.       Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan (rationalize and exit unrewording business).

0 comments:

Post a Comment