IMPLEMENTASI STRATEGI
Tujuan pembuatan makalah ini adalah memberikan
gambaran tentang implementasi strategi oleh perusahaanguna meningkatkan
profitabilitas.
DI SUSUN OLEH:
1. Fauziah Dwi Nurainin 201210170311439
2. Dwi Kharsa Asmara Tunggal 201210170311444
3. Anggaheny Zurmalina Sunedi 201210170311447
4. Endah Lailatul Mu’arofah 201210170311450
5. Ninda Prafitasari 201210170311476
6. Lupita Asmara Tanjung Wijanarko 201210170311462
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya karena kami dapat
meyelesaikan makalah ini yang berjudul Implementasi Strategi. Atas dukungan
moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
mengucapakan banyak terimakasih kepada:
1.
Dra. Rila Anggraeni, S.E, selaku dosen pembimbing
mata kuliah Manajemen Stategi.
2.
Teman-teman kelas Akuntansi 5J.
Kami
menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini.
Malang,
15 Oktober 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Manajemen strategi merupakan proses atau
rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh,
disertai penetapan cara melaksanakanya, yang dibuat oleh pimpinan dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran didalam suatu organisasi, untuk mencapai
tujuan. Sedangkan manajemen strategi menurut Hadar Nawawi (2005;148-149),
adalah perencanaan berskala besaryang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi
(keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu
(perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan / atau jasa serta
pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional)
organisasi.Implementasi strategis merupakan proses dimana
beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan
program, anggaran dan prosedur. Implementasi strategi ini merupakan wujud
pelaksanaan dari perencanaan strategi yang telah dibuat oleh manajemen guna
mencapai tujuan perusahaan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian implementasi strategi ?
2.
Siapa pelaksana strategi
?
3.
Bagaimana
implementasi strategi dalam perusahaan ?
1.3
TUJUAN
1.
Memahami. pengertian implementasi strateg
2.
Memahami. pelaksana strategi
3.
Memahami implementasi
strategi dalam perusahaan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN IMPLEMENTASI STRATEGI
Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas
dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis.Implementasi strategi ini merupakan wujud
pelaksanaan dari perencanaan strategi yang telah dibuat oleh manajemen guna
mencapai tujuan perusahaan.
Peletakkan strategi pada perencanaan ini meliputi tiga aspek, yaitu;
program, anggaran, dan prosedur. Program, meliputi rencana penyelesaian mengenai
kegiatan yang akan dilakukan. Anggaran, meliputi dana yang dikeluarkan dalam
pelaksanaan program implementasi yang direncanakan oleh manajemen.Prosedur, mengenai
urutan langkah yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program.
Adanya implementasi strategi ini diperlukan untuk mengurutkan tahap
dalam pelaksanaan strategi yang sudah direncanankan oleh manajemen agar hasil
yang di dapat lebih baik dan sesuai dengan rencana peusahaan.
Pembuatan perencanaan yang dilakukan dalam implementasi strategi harus
mengetahui apa saja yang nantinya akan dijadikan perhatian dalam pelaksanaan
program, seperti; pihak pelaksana perencanaan strategi tersebut, hal-hal yang harus
dilakukan agar perencanaan yang dibuat sesuai dengan tujuan perusahaan, dan
bagaimana pelaksanaannya bagi karyawan agar semua sesuai dengan kebutuhan.
2.2.
PELAKSANA STRATEGI
Pihak yang terlibat dalam
mengimplementasikan strategi mungkin akan lebih banyak dibandingkan dengan yang
merumuskan strategi. Pada sebagian besar perusahaan multi-industri pelaksana
strategi adalah setiap orang yang ada dalam organisasi. Para wakil presiden
bidang fungsional dan direktur divisi atau unit bisnis strategis (SBU) bekerjasama
dengan bawahan mereka untuk mengimplementasikan seluruh rencana tersebut
secara khusus, terinci, dan dalam skala yang lebih kecil menurut pabrik,
departemen, dan unit yang mereka pimpin, sehingga setiap manajer operasional
harus mampu mengawasi lini pertama dan untuk mendukung hal tersebut, setiap
karyawan dilibatkan dalam berbagai proses implementasi strategi yang ada, baik
pada tingkat korporasi, unit bisnis, maupun fungsional.
2.3.
IMPLEMENTASI STRATEGI
DALAM PERUSAHAAN
Pengimplementasian strategi dalam
perusahaan ini membutuhkan pihak-pihak yang dapat saling berkolaborasi dalam
pelaksaannya baik dari atasan sebagai pengesah keputusan strategi, manajemen
sebagai pembuat rencana dan karyawan sebagai pelaksana dalam pemenuhan
keputusan.Mereka juga harus bekerja sama untuk mencapai sinergi diantara
berbagai divisi dan wilayah fungsional agar mampu menciptakan dan memelihara
kompetensi khusus perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pernc
A. Mengembangkan Program, Anggaran dan Prosedur
1. Program
Tujuan
dari program adalah untuk membuat tindakan-berorientasi pada strategi.Misalnya,
Ajax Continental telah memilih integrasi vertical ke hilir sebagai strategi terbaiknya
untuk pertumbuhan. Ajax Continental membeli toko eceran (retail outlet) perusahaan yang lain
(Jones Surplus) daripada membangun sendiri. Untuk mengintegrasikan toko-toko
baru tersebut ke dalam perusahaan, berbagai program baru telah dikembangkan,
diantara adalah sebagai berikut :
1. Program
restrukturisasi untuk mengalihkan toko-toko Jones Surplus ke dalam rantai
komando pemasaran Ajax Continental agar para manajer toko melapor kepada
para manajer wilayah, manajer wilayah melapor kepada manajer barang dagangan,
dan manajer barang dagangan melapor kepada wakil presiden yang mengepalai
pemasaran.
2. Program
periklanan (Jones Surplus kini merupakan bagian dari Ajax Continental, “Harga
lebih murah, pilihan lebih banyak”).
3. Program
pelatihan untuk para manajer toko yang baru disewa dan untuk pelatihan ini
tetap dipilih kerjasama dengan para manajer Jones Surplus.
4. Program
untuk mengembangkan prosedur pelaporan akan mengintegrasikan toko-toko Jones
Surplus dalam system akuntansi Ajax Continental.
5. Program
modernisasi toko-toko Jones Surplus dan mempersiapkan untuk pembukaan mereka
secara resmi.
2.
Anggaran
Proses anggaran dimulai setelah program dikembangkan.
Perencanaan sebuah anggaran merupakan pengecekkan akhir yang nyata dari sebuah
korporasi terhadap kelayakan strategi yang dipilihnya.Sebuah strategi yang
ideal mungkin ditemukan menjadi tidak praktis hanya setelah program-program
implementasi khusus dibiayai secara rinci.
3.
Prosedur
Setelah anggaran diprogram, divisional dan perusahaan
disetujui, maka prosedur operasi standar harus dikembangkan.Mereka merinci
secara khusus berbagai aktivitas yang harus dilaksanakan untuk menyempurnakan
program-program korporasi.Disamping itu, mereka harus diperbaharui untuk
mewakili beberapa perubahan teknologi seperti yang ada dalam strategi. Dalam
kasus akuisisi Ajax Corporation terhadap toko-toko eceran Jones Surplus,
prosedur-prosedur operasi baru harus dibangun seperti : toko-toko promosi,
pemesanan persediaan, pemilihan barang dagangan, hubungan pelangggan, fasilitas
belanja kredit, distribusi gudang penyimpanan, harga, batas pembayaran melalui
cek giro, penanganan keluhan pelanggan, serta promosi dan kenaikan berkala
jabatan karyawan. Prosedur-prosedur ini akan memastikan bahwa operasional
harian toko akan selalu tetap dan stabil sepanjang waktu (yaitu aktivitas
minggu yang akan datang akan sama dengan aktivitas minggu ini) dan konsisten
diantara toko-toko yang lainnya (misalnya tiap toko akan beroperasi pada standar
pelayanan yang sama seperti yang lainnya).
B. Mencapai Sinergi
Salah satu tujuan yang harus dicapai dlam implementasi
strategi adalah sinergi diantara berbagai fungsi dan unit bisnis yang ada.Hal
ini merupakan alasan mengapa banyak perusahaan pada umumnya melakukan
reorganisasi setelah melakukan akuisisi.Sinergi dikatakan ada bagi korporasi
divisional jika pengembalian investasi (ROI) pada masing-masing divisi lebih
besar daripada pengembalian yang diperoleh oleh divisi-divisi tersebut ketika
terpisah sebagai unit bisnis yang mandiri (Vasconcellons, 1990:11).Akuisisi
atau pengembangan dengan penambahan lini produk baterai sering dijadikan alas
an untuk mendapatkan keunggulan dalam bidang fungsional tertentu dalam sebuah
perusahaan. Contoh, Ketika Ralston Purina mengakuisisi lini produk Carbide
Eveready dan Energizer, para pimpinan Ralston berargumen bahwa dengan melakukan
akuisisi tersebut perusahaan Ralston akan memperoleh margin keuntungan lebih
besar dalam lini produk baterai daripada Union Carbide karena keahlian Ralston
dalam mengembangkan dan memasarkan merek produk-produk konsumen. Ralston Purina
menganggap bahwa proses akuisisi akan mampu membuat harga baterai lebih murah
karena ada keunggulan sinergi dalam periklanan, promosi dan distribusi.
3. Bagaimana
Strategi Diimplementasikan dan Mengorganisasikan Tindakan?
Sebelum
perencanaan dapat menunjukkan kinerja secara actual, perusahaan harus
diorganisir dengan baik, program harus melibatkan staf dengan memadai, dan
aktivitas harus diarahkan untuk mencapai lingkup tujuan yang
diinginkan.Beberapa perubahan dalam strategi perusahaan nampaknya sangat
memerlukan beberapa jenis perubahan dalam hal organisasi yang disusun dan
berbagai jenis keterampilan yang dibutuhkan pada beberapa posisi yang khusus. Para
manajer harus membahas dengan teliti cara penyusunan perusahaan mereka agar
dapat memutuskan perubahan-perubahan yang harus dibuat dalam langkah kerja
secara sempurna. Apakah aktivitas-aktivitas dikelompokkan secara berbeda?Apakah
autoritas untuk membuat keputusan kunci disentralisasikan pada pimpinan pusat
atau didesentralisasikan kepada manajer pada beberapa lokasi yang berbeda?
Apakah perusahaan akan dikelola seperti “Pengiriman ketat (tight ship)” dengan beberapa aturan
dan pengawasan atau dengan aturan dan kontrol “yang longgar (loosy)”. Apakah korporasi akan diatur
dalam sebuah struktur “tinggi (tall)”
dengan beberapa lapis manajer, masing-masing memiliki batas pengawasan yang
dekat (yaitu sedikit pekerja pada setiap supervisor) untuk mengawasi dengan
baik bawahannya, atau apakah perusahaan akan diorganisir ke dalam struktur
datar (flat) dengan lapis
manajer yang sedikit, dimana masing-masing memiliki batas kontrol yang luas
(yaitu banyak pekerja pada setiap supervisor) untuk memberikan lebih banyak
kebebasan kepada bawahannya ?.
Struktur Mengikuti Strategi
Dalam
studi klasik yang secara luas dilakukan oleh Alfrend Chandler pada
perusahaan-perusahaan di Amerika seperti : DuPont, General Motors, Sears,
dan Standar Oil, telah disimpulkan bahwa struktur mengikuti strategi
(structure follows strategy),
yaitu perubahan-perubahan strategi perusahaan menunjukkan perubahan-perubahan
pada struktur organisasi. Chandler juga menyimpulkan bahwa beberapa orgnisasi
juga mengikuti pola pengembangan dari salah satu susunan struktur yang lainnya
seperti yang telah mereka perluas atau mereka kembangkan. Menurut Chandler,
perubahan-perubahan struktur ini terjadi sebagai akibat struktur yang lama
terdesak terlalu jauh karena kurang efisien dan sudah mengalami banyak kendala
bila dipertahankan. Sebagai akibat apa yang terjadi ini, Chandler mengusulkan
hal sebagai berikut :
1. Diciptakannya sebuah strategi baru
2. Munculnya beberapa masalah tentang administrasi baru
3. Menurunnya kinerja ekonomi
4. Ditemukannya struktur baru yang lebih sesuai
5. Mengembalikan profit untuk level sebelumnya.
Chandler menemukan pada tahun-tahun awalnya,
perusahaan seperti DuPont, cenderung memiliki sebuah struktur organisasi
fungsional tersentralisasi yang sesuai dengan lingkup produksi dan tingkat
penjualan produk yang terbatas.Ketika perusahaan menambh lini produk baru,
membeli pasokan sumber-sumber daya dan menciptakan jaringan distribusi sendiri,
mereka menjadi terlalu kompleks untuk struktur yang tersentralisasi terlalu
tinggi.Untuk mencpai keberhasilan, jenis organisasi ini memerlukan perubahan
menuju pada struktur yang terdesentralisasi dengan beberapa divisi yang semi
otonomi.
Alfred P. Sloan, seorang CEO dari General Motors, pada
masa lalu telah merinci bagaimana General Motors membuat perubahan-perubahan
struktural pada tahun 1920-an. Ia menganggap bahwa struktur desentralisasi
sebagai “pasangan penentu kebijakan tersentralisasi dengan operasi manajemen
desentralisasi”. Setelah manajemen puncak mengembangkan sebuah strategi untuk
korporasi secara keseluruhan, beberapa divisi secara individual (Chevrolet,
Buick dan yang lainnya) bebas untuk memilih bagaimana mengimplementasikan
strategi tersebut.Setelah bekerjasama dengan DuPont, General Motors menemukan
struktur Multidivisi yang terdesentralisasi sangat efektif dalam memberikan
kebebasan maksimum dalam mengembangkan produk dengan menggunakan ROI sebagai
kontrol keuangan.
Pada umumnya penelitian telah mendukung proposisi dari
Chandler yang menyatakan bahwa struktur mengikuti strategi.Sebagaimana yang
disebutkan diawal, perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan cenderung
mengarahkan perubahan strategi perusahaan dan pada akhirnya mengarahkan pada
perubahan-perubahan struktur perusahaan. Strategi, struktur dan lingkungan
harus saling berkaitan satu dengan yang lainnya, jika tidak kinerja organisasi
akan hancur. Misalnya unit bisnis mengikuti sebuah strategi diferensial,
memerlukan lebih banyak kebebasan dari atasan untuk mencapai keberhasilannya
dripada unit bisnis lain yang mengikuti strategi biaya rendah.
Meskipun
hal ini disepakati bahwa struktur organisasi harus berbeda dengan kondisi
lingkungan yang berbeda, yang pada akhirnya akan mempengaruhi sebuah strategi
organisasi. Disini tidak ada kesepakatan tentang suatu desain organisasi yang
optimal.Apa yang cocok untuk DuPont dan General Motors pada tahun 1920-an
mungkin tidak sesuai lagi untuk kondisi sekarang ini. Bagaimanapun
perusahaan-perusahaan dalm industri yang sama cenderung meniru konsep
desentralisasi divisi milik General Motors, sama halnya dengan barang-barang
konsumen (consumer goods)
cenderung berusaha melayani manajemen konsep (sejenis struktur matriks) yang
dipelopori oleh perusahaan Procter And Gamble. Kesimpulan umum yang diperoleh
adalah perusahaan-perusahaan yang menjalankan strategi yang sama dalam satu
industri yang sama cenderung akan mengadopsi struktur yang sama pula.
Tahap-Tahap Pengembangan Perusahaan
Perusahaan-perusahaan
yang berhasil cenderung mengikuti suatu pola perkembangan structural ketika
mereka tumbuh dan berkembang.Pada permulaannya, dengan struktur perusahaan yang
berhubungan dengan usahawan (structure
of entrepreneurial firm) (dimana setiap orang melakukan sesuatu), mereka
biasanya (jika mereka sukses) memperoleh lebih besar dan mengatur lini
fungsional pada departemen pemasaran, produksi, dan keuangan.Dengan
keberhasilan yang berkelanjutan, perusahaan menambah lini produk baru pada
industri yang berbeda dan mengatur sendiri kedalam divisi-divisi yang
berhubungan. Perbedaan diantara ketiga struktur tahap pengembangan perusahaan
meliputi bentuk masalah, tujuan, strategi, system penghargaan, dan
karakteristik lain yang secara khusus dirinci pada table 8.1.
Tahap
I : Struktur Sederhana
Tahap pertama ditandai dengan keberadaan usahawan,
orang yang mendirikan perusahaan untuk mewujudkan gagasannya (produk atau
jasa).Usahawan cenderung untuk membuat semua keputusan penting secara
perseorangan dan terlibat dalam setiap bagian paling kecil dan tahapan dalam
orgaanisasi.Pada tahap I ini perusahaan memiliki lebih sedikit struktur formal
yang membantu usahawaan mengawasi langsung berbagai aktivitas setiap karywan
(lihat gambar 4.4 tentang struktur ilustrasi sederhana, fungsional dan struktur
divisional).Perencanaan biasanya untuk jangka pendek dan reaktif.Fungsi khas manajerial
dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penataan staf, dan pengawasan
semuanya dibentuk hanya pada tingkat yang terbatas.Kekuatan perusahaan terbesar
pada tahap I adalah fleksibilitas dan sifat dinamis.Keinginan dan semangat
besar wirausahawan memberi energi kepada organisasi dalam usaha untuk
pertumbuhan.Sedangkan lelemahan terbesarnya adalah ketergantungan yang besar
pada wirausahawan dalam membentuk seluruh organisasi dan prosedur rinci
pelaksanaannya. Jika usahawan gagaal untuk mengelola dengan baik maka
perusahaan biasanya akan mengambang dalam kegelapan. Hal ini berhubungan dengan
krisis kepemimpinan.
Tahap
I ini menggambarkan perusahaan Oracle yaitu sebuah perusahaan perangkat lunak
komputer, dibawah manejemen pemiliknya, Lawrence Ellison. Perusahaan tersebut
mempelopori sebuah pendekatan baru untuk menyelamatkan data yang ada, yang
disebut denganstructured query
language (SQL). Kesuksesan Oracle dicapai ketika IBM membuat
standar SQL-nya.Namun disayangkan, kejeniusan teknik dari Ellison tidak cukup
untuk mengelola perusahaan. Sering kali ketika bekerja di rumah, Ellison
kehilangan gambaran secara rinci mengenai pengelolaan perusahaan di luar
minat teknisnya. Meskipun penjualan perusahaan meningkat dengan cepat,
pengawasan keuangan perusahaan sangat lemah sehingga mendorong pihak manajemen
untuk menata ulang keseluruhan pendapatan tahun tersebut untuk memperbaiki
kesemrawutan yang terjadi.Stelah perusahaan mencatat kerugiannya pada tahap
pertama, Ellison menempatkan beberapa manajer fungsional untuk menjalankan
perusahaan tetapi terbatas pada focus pengembangan produk baru.
Tabel
8.1.
Faktor
Yang Membedakan Beberapa Perusahaan Pada Tahap I, II, dan III
Fungsi
|
Tahap I
|
Tahap II
|
Tahap II
|
Pembentukan : Problem
Utama
|
Bertahan hidup dan
tumbuh berkembang dengan masalah-masalah operasi jangka pendek
|
Pertumbuhan,
rasionalisasi dan ekspansi guna memperoleh sumber daya, membangun
perhatian lebih pada masalah produk
|
Melepaskan kendali
pada manajemen investasi dan pengawasan yang lebih luas, meningkatkan dan
diversifikasi sumber daya juga penting untuk mendiagnosis dan mengambil
tindakan pada maslah-masalh tingkat divisi.
|
Tujuan
|
Pribadi dan bersifat
subjektif
|
Profit dan secara
fungsional dan berorientasi untuk memenuhi anggaran dan target kinerja
|
ROI, profit dan laba
per saham (earning per share)
|
Strategi
|
Implisit dan bersifat
pribadi, mengeksploitasi dengan cepat peluang yang muncul yang dilihat
oleh pemilik-manajer
|
Secara fungsional
gerakan berorientasi terbatas pada lingkup satu produk; eksploitasi pada satu
basis produk atau bisnis jasa
|
Pertumbuhan dan
melakukan diversifikasi produk; eksploitasi pada peluang-peluang bisnis umum
|
Organisasi :
Karakteristik struktur utama
|
Satu unit,
satu-menunjuk orang (one-man show)
|
Satu unit, secara fungsional
dibagi-bagi dalam kelompok
|
Staf kantor umum yang
multiunit dan divisi operasi tersentralisasi
|
Pengukuran dan
pengawasan
|
Bersifat pribadi,
pengawasan subjektif berdasarkan system akuntansi sederhana serta komunikasi
dan observasi harian
|
Pengawasan tidak
dilakukan oleh satu orang, memerlukan penilaian fungsi operasi, termasuk
system pengawsan terstruktur
|
Sistem formal yang
kompleks disesuaikan dengan ukuran penilaian kinerja yang dapat
diperbandingkan, menunjukkan beberapa peluang dan masalah serta menilai
kemampuan manajemen dari manajer divisi
|
Indikator-indikator
kinerja kunci
|
Kriteria pribadi,
fubungan dengan pemilik beroperasi dengan efisien, kemampuan untuk memecahkan
masalah operasi
|
Kriteria bersifat
fungsional dan internal seperti penjualan, kinerja dibandingkan dengan
anggaran, ukuran perusahaan, status dalam kelompok usaha lain, hubungan
pribadi danlain-lain
|
Perbandungan aplikasi
yang lebih bersifat umum seperti profit, ROI, rasio saham terhadap deviden,
penjualan, pangsa pasar, produktivitas, kepemimpinan produk, pengembangan
pribadi, sikap pekerja, tanggung jawab publik
|
Sistem penghargaan
hukuman
|
Bersifat informal,
pribadi, subjektif, digunakan untuk memelihara pengawasan dan membagi sumber
daya pada kelompok kecil untuk memberikan insentif yang bersifat pribadi pada
karyawan kunci
|
Lebih terstruktur,
biasanya berdasarkan kebijakan yang secara luas disepakati bersama sebagai
lawan dari hubungan dan opini yang bersifat pribadi
|
Penetapan penghargaan
dan hukuman secara formal dan sistematis berdasarkan pada luasnya berbagai
perbedaan tanggung jawab
|
Tahap
II : Struktur Sederhana
Tahap II merupakan batas kewajaran kletika
wirausahawan digantikan oleh sebuah tim manajer yang memiliki spesialisasi
fungsional. Transisi untuk menuju tahap ini membutuhkan sebuah perubahan secara
substansi gaya manajerial untuk pimpinan kantor perusahaan, jika secara khusus
ia merupakan wirausahawan pada tahap I. Ia harus belajar mendelegasikan, agar
penambahan jumlah staf dapat memberikan manfaat kepada organisasi. Contoh
sebelumnya dimana Lawrence Ellison mundur dari manajemen puncak pada Oracle
Corporation untuk pengembangan produk baru, merupakan salah satu cara bahwa
pendiri yang memiliki kecerdasan secara teknis mampu memperoleh cara baru untuk
memberdayakan manajer-manajer fungsional. Sekali masuk pada tahap II, strategi
perusahaan mendukung proteksi melalui dominasi industri, yaitu melalui
pertumbuhan vertical dan horizontal.Kekuatan utama perusahaan yang berada pada
tahap II adalah konsentrasi dan spesialisasi dalam satu industri.Kelemahan
utamaa pada tahap II adalah semua investasi berada dalam satu industri.
Dengan konsentrasi pada satu industri, sementara
industri tersebut masih menarik, perusahaan yang berada pada tahap II seperti
Oracle Corporation pada perangkat lunak komputer dapat meraih kesuksesan besar.
Sekali sebuah struktur fungsional yang diversifikasi perusahaan masuk
pada produk-produk lain dalam industri yang berbeda, maka keuntungan dari
struktur fungsional akan menghilang. Krisis otonomi akan berkembang, ketika
orang-orang mengelola lini produk yang berbeda membutuhkan lebih banyak
kebebasan dalam pengambilan keputusan dari manajemen puncak yang rela untuk mendelegasikan
kepada mereka. Perusahaan perlu untuk mengubah sebuah struktur yang berbeda.
Tahap
III : Struktur Divisional
Pada tahap III, perusahaan memfokuskan perhatiannya
pada pengelolaan berbagai lini produk di berbagai industri yang
dimilikinya dan mendesentralisasikan autoritas pengambilan keputusan.
Organisasi-organisaasi ini tumbuh melalui berbagai lini produk mereka dan
ekspansi untuk melindungi wilayah geografi yang lebih luas. Mereka mengubah
struktur divisional menjadi satu kantor pusat dan mendesentralisasikan
divisi-divisi operasi-setiap divisi atau unit bisnis merupakan sebuah
perusahaan tahap II yang diorganisir secara fungsional. Mereka juga harus
menggunakan struktur konglomerat jika manajemen puncak memilih untuk melepaskan
unit-unit tambahan yang dimilikinya pada tahap II dengan melakukan operasi
secara otonom.
Divisi-divisi baru ini telah mengembangkan unit bisnis
strategic (SBUs) untuk memikirkan pertimbangan-pertimbangan pasar produk yang
lebih baik. Kantor pusat berupaya untuk mengorganisasikan aktivitas-aktivitas
divisinya atau SBUs melalui kinerja dan system pelaporan dan pengawsan
berorientasi hasil dan teknik-teknik yang menekankan pada perencanaan
perusahaan. Unit-unit ini tidak dikontrol secara ketat tetapi memperoleh tanggung
jawab untuk hasil-hasil kinerja mereka sendiri. Agar menjadi efektif maka
perusahaan harus memiliki sebuah proses keputusan yang terdesentralisasi.
Kekuatan utama dari perusahaan Pada tahap III adalah memiliki sumber daya yang
tidak terbatas.Sementara kelemahan utamanya adalah terletak pada ukuran
perusahaan yang terlalu besar dan kompleks yang cenderung membuat perusahaan
menjadi lamban dan tidak fleksibel.General Electric, DuPont, dan General Motors
merupakan perusahaan yang berada pada tahap III.
Tahap
IV : Unit Bisnis Sistem (SBUs)
Terjadinya evolusi tahap pengembangan ke dalam unit
bisnis strategis selama tahun 1970-an dan 1980-an, bentuk divisional bukan
merupakan kata masa lampau dalam struktur organisasi. Dengan kondisi-kondisi
(1) Meningkatnya ketidakpastian lingkungan (2) Menggunakan pengalaman yang
lebih besar dalam teknologi metode produksi dan system informasi (3)
Meningkatnya ukuran dan lingkup bisnis korporasi ke seluruh dunia (4) Titik
berat yang lebih besar pada strategi kompetitif multi-industri (5) Lebih banyak
mendidik kader manajer dan karyawan, bentuk-bentuk struktur organisasi baru
telah muncul dan berjalan selama akhir pertengahan abad ke-20. Matriks dan
jejaring adalah dua kemungkinan yang mewakili tahap keempat didalam
pengembangan perusahaan-suatu tahap yang tidak hanya lebih menitikberatkan
hubungan horizontal-vertikal diantara orang-orang dan kelompok, tetapi juga
mengatur pekerjaan proyek-proyek sementara disekitarnya dimana system informasi
yang berhubungan mendukung aktivitas kolaboratif.
Kendala-Kendala
Dalam Mengubah Tahapan
Perusahaan sering menemukan kesulitan sendiri karena
mereka dibatasi dari pergerakanuntuk masuk secara logis ke dalam tahapan
pengembangan berikutnya. Kendala pengembangan mungkin bersifat internal
(seperti kurangnya umber daya, kurangnya kemampuan atau penolakan manajemen
puncak untuk mendelegasikan pengambilan keputusan kepada yng lainnya)
atau mungkin bersifat internal (seperti kondisi ekonomi, kurangnya tenaga kerja
dan kurangnya pertumbuhan pasar). Misalnya Chandler menyatakan dalam studinya
bahwa keberhasilan pendiri perusahaan jarang merupakan orang yang menciptakan
struktur baru yang sesuai dengan strategi baru yang sedang dikembangkan, karena
hal ini merupakan struktur proses transisi dari satu tahapan ke tahapan
berikutnya sehingga sulit dan menyakitkan. Hal ini merupakan pembemnaran dari
General Motors Corporation di bawah manajemen William Durant, Ford Motor
Company dibawah pendiri Henry Ford I, Polaroid Corporation dibawah pimpinan
Edwin Land, Apple Computer dibawah pimpinan Steven Jobs, dan Hayess
Microcomputer Products dibawah pimpinan Dennis Hayes.
Kesulitan-kesulitan tersebut diperparah dengan
kecenderungan para pendiri perusahaan mengarahkan kebutuhan untuk
mendelegasikan dengan hati-hati perekrutan, pelatihan dan pembinaaan terhadap
tim manajemennya sendiri. Tim ini cenderung mempertahankan pengaruh para
pendiri dalam keseluruhan organisasi, bahkan lama setelah para pendiri
meningggal.Walaupun situasi ini mungkin merupakan kekuatan perusahaan, hal
tersebut mungkin juga dapat merupakan kelemahan-yaitu membentuk budaya yang
mendukung keadaaan tetap pada suatu saat tertentu (status quo) dan menolak
perubahan yang dibutuhkan.
1.
Penataan Staf ( staffing )
Implementasi strategis dan kebijakan baru sering
membutuhkan prioritas-prioritas baru dalam manajemen sumber daya manusia dan
penggunaan yang berbeda atas sumber daya manusia yang tersedia.
Jika perusahaan akan mengimplementasikan
strategi-strategi pertumbuhannya perusahaan mungkin perlu merekrut orang baru
untuk dipekerjakan dan dilatih. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan
pemanufakturan memutuskan untuk melakukan integrasi ke hulu dengan membuka
gerai ecerannya sendiri, satu hal penting yang harus segera dilakukan adalah
kemampuan perusahaan untuk menentukan, mempekerjakan, dan melatih para manajer
tokonya.
Akan tetapi, jika perusahaan mengadopsi strategis
perampingan, perusahaan mungkin perlu memberhentikan sejumlah besar karyawannya
a) Penataan Staf Mengikuti Strategi
Sama seperti struktur, kebutuhan penataan staf
juga hamper dapat dipastikan mengikuti perubahan strategi.
b) Perubahan dalam kebutuhan merekrut dan melatih
Setelah strategi baru dirumuskan, berbagai jenis
sumber daya manusia mungkin dibutuhkan untuk mengisi posisi-posisi tertentu,
atau karyawan yang ada sekarang mungkin perlu dilatih kembali untuk dapat
mengimplementasikan strategi baru.
Pelatihan dan pengembangan adalah salah satu jalan
untuk mengimplementasikan strategi bisnis atau korporat suatu perusahan dan
sangat penting dalam mengimplementasi strategi diferensi yang menekankan
kualitas atau layanan kepada pelanggan.
Pelatihan juga penting dalam mengimplementasi sebuah
strategi perampingan.
c) Menyesuaikan manajer dengan
strategi
Beberapa ahli menyatakan bahwa jenis “terbaik” atau
sosok yang paling sesuai dari seorang manajer umum (general manajer) yang dapat
dengan efektif mengimplementasi sebuah strategi baru unit bisnis atau
perusahaan tergantung para arah strategis yang di inginkan oleh perusahaan /
unit bisnis tersebut. Perusahaan yang memilih untuk mengambil strategi
stabilitas mungkin membutukan CEO nya adalah perencanaan laba yang hati-hati,
yaitu orang yang memiliki gaya konservatif, berlatar belakang produksi atau
insinyur, persediaan dan prosedur. Prosedur strandarisasi.
d) Seleksi dan pengembangan manajemen
Seleksi dan pengembangan adalah hal yang sangat
penting tidak hanya memastikan bahwa perusahaan tlah merekrut orang-orang yang
memiliki panduan keahlian dan pengalaman yang tepat, tetapi juga membantu
mereka berkembang dalam pekerjaannya untuk juga membantu mereka berkembang
dalam pekerjaannya untuk mempersiapkan mereka pada promosi yang akan datang.
e) Mengidentifikasi kemampuan dan
potensi
Perusahaan dapat mengidentifikasi dan mempersiapkan
orang-orangnya untuk posisi-posisi penting dalam beberapa cara, salah satunya
adalah dengan menetapkan system penilaian kinerja yang baik untuk
mengidentifikasi orang-orang yang berkinerja baik dengan potensi promosi yang
dimilikinya. Banyak perusahaan besar menggunakan pusat penilaian (assessment
center) untuk mengevaluasi kesesuaian seseorang pada posisi-posisi yang lebih
tinggi, termasuk didalamnya AT dan T. standard oil,IBM,sears.
f) Berbagai masalah dalam
pengurangan masalah
Downsizing ( perampingan) merujuk pada eliminasi
terencana posisi/ pekerjaan-pekerjaan tertentu.Perusahaan-perusahaan pada
umumya menggunakan pendekatan tersebut dalam mengimplementasikan strategi
pengurangan.
Berikut ini beberapa pedoman dalam melakukan
perampingan yang berhasil :
·
Eliminasi
pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu, bukan melakukan pemotongan di berbagai
bidang
·
Kontrakkan keluar pekerjaan-pekerjaan yang
pihak lain mampu mengerjakannya dengan lebih murah.
·
Rencanakan efisiensi
jangka panjang.
·
Komunikasikan
alasan-alasan mengambil tindakan perampingan.
·
Melakukan investasi pada karyawan yang selamat
dari program perampingan.
·
Kembangkan pekerjaan
yang memiliki nilai tambah untuk mengimbangi berkurangnya pekerjaan.
2.
Pengarah ( Directing )
Implementasi juga melibatkan pengarahan karyawan untuk
menggunakan kemampuan dan keahlian mereka pada tingkat yang paling efektif dan
efisien untuk mencapai sasaran organisasi.Untung mengarahkan sebuah strategi
baru dengan efektif, manajemen puncak harus mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawab dengan tepat pada para manajer operasional.
Sasaran dapat juga dicapai dengan cara yang lebih
formal melalui perencanaan tindakan atau melalui program-program tertentu
seperti Management By Objective ( MBO ) dan Total Quality Manajement ( TQM ).
a) Mengelola Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan memiliki dua atribut penting,
pertama, intensitas yaitu “ seberapa besar para anggota sebuah unit bisnis
sepakat pada norma, nilai atau unsur-unsur budaya lain yang berhubungan dengan
unit bisnis tersebut. Atribut kedua, “ Integrasi, yaitu seberapa besar unit-unit
bisnis dalam sebuah organisasi membagi sebuah yang sama”.
Masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan dengan
budaya yang kuat adalah bahwa perubahan dalam misi, sasaran, atau kebijakan
perusahaan, kemungkinan terhadap budaya organisasi yang dianut.
Pekerjaan penting yang harus dilakukan oleh pihak
manajemen adalah :
1) Mengevaluasi perubahan
khusus apa dalam strategi yang akan berpengaruh besar terhadap budaya
perusahaan.
2) Menilai apakah perubahan
dalam budaya memang diperlukan.
3) Memutuskan apakah usaha
mengubah budaya perusahaan sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan.
b) Menilai Kesesuaian Strategi Budaya
Ketika mengimplementasi strategi baru, pihak manajemen
harus mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut berkenaan dengan budaya
perusahaan
1) Apakah strategi yang
direncanakan sesuai dengan budaya organisasi saat ini?
2) Jika strategi baru tidak
sesuai dengan budaya perusahaan saai ini, dapatkah budaya tersebut denagn mudah
dimodifikasi sehingga dapat lebih sesuai dengan strategi baru ?
Budaya pada pabrik-pabrik pemanufakturan ternyata
memiliki tiga nilai dasar yang berlawanan dengan nilai dasar yang melandasi
penggunaan seperti :
1) Pabrik-pabrik tersebut memiliki
norma yang menganggap kinerja lebih penting dari belajar, para pekerja dibayar
untuk bekerja, bukan untuk berfikir.
2) Informasi digunakan untuk
menyebarkan harapan terhadap kinerja yang akan dating, melaporkan kinerja yang
buruk, dan mengalihkan tanggung jawab. “ Informasi di nilai bukan berdasarkan
kegunaan untuk menyelesaikan masalah, tetapi hanya untuk menyalahkan atau
mengalihkan tanggung jawab kepada pihak lain.
3) Dengan mengikuti konsep structural
yang tradisional tentang devisi kerja. Pekerjaan-pekerjaan dalam pabrik dipecah
menjadi bagian –bagian kecil yang dibagikan kepada individu-individu operator
dan kepada setiap unit ini perakitan.Ada kecenderungan untuk
menggolong-golongkan masalah dan informasi.
c) Mengelola Perubahan Melalui
Komunikasi
Komunikasi adalah hal penting dalam mencapai
manajemen perubahan dalam budaya yang efektif G.G Gordon melaporkan bahwa
perusahaan-perusahaan yang berhasil melakukan perubahan besar dalam budaya
memiliki beberapa karakteristik yang sama.
1) Para CEO-nya memiliki visi strategis
tentang akan menjadfi apa perusahaan yang dipimpinnya dimasa yang akan dating.
2) Visi tersebut diterjemahkan kedalam
elemen-elemen kunci yang perlu untuk mencapai visi tersebut.
3) Para CEO dan Manajer puncak lainnya
bersemangat mengkonsumsikan seluas mungkin kepada pada karyawan di segala
tingkat, tiga informasi penting berikut ini :
a. Kondisi perusahaan saat ini dibandingkan
dengan para pesaingnya serta perkiraan kondisi perusahaan dimasa yang akan
datang.
b. Visi tentang akan menjadi seperti apa
perusahaan dimasa yang akan dating dan bagaimana perusahaan dapat mencapai visi
tersebut.
c. Kemajuan perusahaan dalam elemen-elemen
kunci yang diidentifikasi sebagai hal penting dalam mencapai visi.
Salah atu cara mengkomunikasi visi baru tersebut dalam
sebuah perusahaan adalah melalui program pelatihan dan pengembangan.
d) Mengelola Budaya Ketika Bertumbuh
Melalui Akuisi
Ketika melakukan akuisi atau bergabung denagn
perusahaan lain, manajemen puncak harus mempertimbangkan potensi terjadinay
benturan budaya.
Setelah mengkaji dampak budaya perusahaan terhadap
efektivitas merger, malekzadeh dan mahavandi mengajukan empat metode umum dalam
mengelola perbedaan budaya. Metode yang paling sesuai tergantung pada :
1. Berapa banyak anggota
perusahaan yang diakuisisi menjaga nilai-nilai budaya mereka.
2. Persepsi mereka terhadap
daya tarik perusahaan yang mengakuisi.
Integrasi melibatkan keseimbangan relative antara
menerima dan member praktik-prakti manajerial dan budaya antara mitra merger
dan tidak adanya pemaksaan untuk mengubah budaya dari salah satu perusahaan
yang tergabung.
Sedangkan dalam asimilasi perusahaan yang diakuisi
menyerahkan budayanya dan mengadopsi budaya perusahaan yang mengakuisisi.
Dalam metode pemisahan, budaya kedua perusahaan secara
structural tetap terpisah, tanpa ada pertukaran budaya.
Dekulturasi adalah metode yang paling umum dan paling
merusak dalam lkaitannya dengan perbedaan dua budaya.
e) Merencanakan Tindakan
Pada tingkat yang sederhana, rencana tindakan
mengidentifikasi tindakan-tindakan yang harus diambil, orang-orang yang
bertanggung jawab terhadapnya, waktu yang tersedia untuk menyelesaikannya, dan
hasil yang diharapkan.
Hasil dari rencana tindakan yang akan di ambil
perusahaan haruslah meliputi beberapa elemen berikut ini :
1. Harus diambil tindakan-tindakan
khusus untuk membuat program berjalan.
2. Tanggal untuk memulai dan
mengakhiri setiap tindakan.
3. Menetapkan orang ( diidentifikasi
dengan nama dan jabatan ) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan setiap
tindakan.
4. Menetapkan orang akan bertangggung
jawab untuk memantau waktu dan efektivitas setiap tindakan.
5. Perkiraan konsekuensi financial
dan fisik dari setiap tindakan.
6. Rencanakan tindakan-tindakan
kontigensi.
Menurut J.C. Camillus, seorang ahli dalam Implementasi
dan Pengendalian Strategi, untuk beberapa alasan rencana tindakan merupakan hal
yang penting.
f) Management By Objectives ( MBO )
Management By Objectives ( MBO ) merupakan pendekatan
organisasi yang secara luas telah digunakan untuk membantu diambilnya
tindakan-tindakan yang bermanfaat dalam mencapai sasaran yang diinginkan.
Proses MBO meliputi :
1. Menetapkan dan mengkomunikasikan sasaran
organisasional.
2. Menyusun sasaran individual ( melalui
interaksi karyawan-atasan ) yang akan membantu implementasi sasaran
organisasional.
3. Mengembangkan sebuah rencana tindakan
terhadap aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
4. Secara periodic ( sedikitnya tiap
triwulan ) menganalisa kinerja yang berhubungan dengan sasaran yang telah
ditetapkan dan termasuk didalamnya hasil penilaian kinerja tahunan.
Salah satu manfaat nyata dari MBO adalah MBO dapat
mengurangi sejumlah besar proses politik Internal dalam sebuah perusahaan
besar.
g) Total Quality Management ( TQM )
Total Quality Management ( TQM ) adalah sebuah
filosofi operasional yang menekankan komitmen pada keputusan pelanggan dan
peningkatan berkelanjutan. Menurut R.J. Schanberger, pakar dalam manajemen
operasi dan rekayasa produksi, adalah empat tujuan dalam TQM :
1. Kualitas produk dan jasa yang lebih baik dan
sedikit variable,
2. Respon yang lebih cepat dan sedikit variable
dalam memproses kebutuhan pelanggan,
3. Fleksibilitas yang lebih besar dalam
penyesuaian terhadap perubahan kebutuhan pelanggan, dan
4. Biaya yang lebih rendah melalui peningkatan
kualitas dan eliminasi pekerjaan yang tidak memiliki nilai tambah.
Karena TQM berusaha mengurangi biaya serta
meningkatkan kualitas, TQM dapat digunakan sebagai program untuk mengimplementasi
baik strategi, biaya rendah pada seluruh tingkatan atau strategi bisnis
diferensiasi.
Berdasarkan TQM, proses yang salah adalah penyebab
utama buruknya kualitas, bukan kurangnya motivasi karyawan.
Berikut ini elemen-elemen penting dalam TQM :
·
Fokus yang kuat
terhadap keputusan pelanggan.
·
Pelanggan adalah
internal dan eksternal.
·
Pengukuran yang akurat
terhadap seluruh variable kritis dalam operasi perusahaan.
·
Peningkatan
berkelanjutan pada produk dan jasa.
·
Hubungan kerja yang
baru didasarkan pada saling percaya dan kerja tim.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ø
Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas
dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis.
Ø
Pihak yang terlibat
dalam mengimplementasikan strategi setiap orang yang ada dalam organisasi.
Ø
Mengembangkan program,
anggaran, prosedur, mencapai
sinergi serta melakukan berbagai
tahapan dalam bagaimana implementasi stategi di perusahaan
Ø
Implementasi strategis
dan kebijakan baru sering membutuhkan prioritas-prioritas baru dalam manajemen
sumber daya manusia dan penggunaan yang berbeda atas sumber daya manusia yang
tersedia serta menggunakan
kemampuan dan keahlian mereka pada tingkat yang paling efektif dan efisien
untuk mencapai sasaran organisasi.
3.2 SARAN
Setiap
perusahaan maupun organisasi yang pastilah memliliki rencana atau strategi yang
bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu dengan adanya strategi
tersebut perusahaan harus
mengimplementasikannya sesuai dengan strategi yang telah dibuat, agar semua
yang telah direncanakan dalam strategi tersebut bisa dilaksanakan dengan lancar
dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
Hunger, J. David,& Wheelen,
Thomas L. (tanpa tahun). Manajemen
Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi
Website
http://master-exselen.blogspot.com/2009/03/implementasi-strategis-penataan-staf.html diakses
pada tanggal 15 oktober pukul 16.37
http://senyummu13.wordpress.com/2012/03/27/implementasi-strategi/ diakses
pada tanggal 15 oktober 2014 pukul 17.10 wib
http://phia12.wordpress.com/2012/09/20/makalah-implementasi-manajemen-strategi-dalam-organisasiperusahaan/ diakses
pada tanggal 15 oktober 2014 pukul 18.25
KABAR BAIK!!!
ReplyDeleteNama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.
“Bismillah, ar-Rahman, ar-Rahim”.
ReplyDeleteFirm: CREDIT FINANCIAL GROUP
E-mail: (creditfinancialgroup01@gmail.com)
BBM INVITES: {DDA46523}
Firm: CREDIT FINANCIAL GROUP Dari meja kerja dan kantor CREDIT FINANCIAL GROUP tahun ini berjanji akan menjadi tahun lebih banyak uang di rekening bank Anda, hal ini karena kami mengelola CREDIT FINANCIAL GROUP memberikan pinjaman kepada semua orang yang memiliki kebutuhan finansial besar tahun baru ini untuk memulai bisnis satu atau dua bahkan untuk merenovasi rumah mereka juga untuk menghidupkan kembali bisnis mereka dan jangan takut pada pemasangan bulanan Anda karena kami memiliki paket khusus untuk mempersiapkan Anda atau bahkan memberi kuliah tentang bagaimana menginvestasikan uang Anda dengan sumber daya yang sangat tinggi. bisnis jadi tolong jangan hanya duduk di sana dan kemudian membiarkan orang lain untuk maju secara finansial mengatakan tidak pada kemiskinan tahun ini mengatakan tidak kepada hutang tahun ini tahun ini adalah tahun yang luar biasa yang bisa membawa kemasyhuran Allah tidak menyangka kita menjadi miskin ketimbang kita menjadi bijak dalam menghasilkan uang dan kemudian menginvestasikan uangnya dalam bisnis yang sangat menggiurkan sehingga melalui ini kita di sini untuk meminjamkan Anda karena CREDIT FINANCIAL GROUP dipenuhi dengan dana yang telah Anda cari anda bisa menghubungi kami melalui detil kontak di bawah ini
E-mail: (creditfinancialgroup01@gmail.com)
BBM INVITES: {DDA46523}